SOLOPOS.COM - Sisa hujan abu Merapi di daun-daun tanaman cabai di Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, Kamis (10/3/2022). (Solopos-Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Delapan dukuh di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, diguyur hujan abu pada Rabu (9/3/2022) malam hingga Kamis (10/3/2022) dini hari. Hujan abu tersebut akibat guguran awan panas Gunung Merapi yang terjadi pada Rabu pukul 23.18 WIB.

Kepala Desa Tlogolele, Ngadi, mengatakan kedelapan dukuh yang terkena guyuran hujan abu tersebut adalah dukuh Stabelan, Takeran, Belang, Gumukrejo, Karang, Ngadirojo, Tlogomulyo, dan Tlogolele.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

“Untuk KRB [Kawasan Rawan Bencana III] itu hujan abunya tipis. Tapi untuk KRB II malah khususnya Dukuh Tlogomulyo dan Tlogolele sampai ke TPPS [Tempat Penampungan Pengungsian Sementara] untuk dampak abu justru tebal,” ungkapnya saat ditemui wartawan di kantor Desa Tlogolele, Kamis pagi.

Baca juga: Merapi Luncurkan Panas, Warga Balerante Klaten Evakuasi Mandiri

Ekspedisi Mudik 2024

Lebih lanjut, Ngadi mengungkapkan telah memberikan arahan kepada warga untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi dampak hujan abu Gunung Merapi di wilayahnya.

“Dan kami tetap menunggu imbauan dari BPPTKG [Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi] Yogyakarta terkait erupsi Merapi. Mudah-mudahan warga Tlogolele tetap aman. Dan kami telah membagikan masker untuk semua warga Tlogolele. Jadi sudah terkondisikan,” ungkapnya.

Masyarakat Tetap Siap Siaga

Sementara itu, Camat Selo, Cahyo Wiratno, yang baru saja meninjau dukuh-dukuh yang sempat terguyur hujan abu mengungkapkan kondisi Desa Tlogolele aman.

“Alhamdulillah di wilayah Tlogolele aman tidak ada suatu masalah. Kami informasikan ke masyarakat juga untuk tidak panik tapi tetap siap siaga. Dan sampai pagi hari ini, masyarakat sudah beraktivitas seperti sedia kala karena memang tidak berpotensi bahaya,” ungkapnya.

Baca juga: Potensi Bahaya Gunung Merapi, Aktivitas Penambangan & Wisata Dihentikan

Kadus Stabelan, Maryanto, menjelaskan sempat terjadi hujan abu bercampur dengan air hujan di dukuhnya yang berjarak 3,5 kilometer dari puncak Gunung Merapi tersebut.

“Di sini sempat turun abu, kemudian gerimis jadi bercampur abu dan air hujan. Terus sekitar jam 02.00 WIB sudah berhenti hujannya. Kemudian sekitar jam 03.00 WIB terjadi hujan dengan intensitas sedang tapi lama, sampai sekitar jam 07.30 WIB. Jadi abu di Dusun Stabelan kebanyakan sudah hilang tersapu air hujan,” ungkapnya saat ditemui wartawan di rumahnya pada Kamis pagi.

Saat terjadi hujan abu, Maryanto menceritakan tercium bau belerang menyengat di daerahnya. Ia juga mengatakan hujan abu yang dialami pada Rabu malam di dusun terdekat puncak Merapi tersebut tak sederas dukuh yang lain.

Baca juga: Merapi Luncurkan Awan Panas 5 Km, Ratusan Warga Sleman Mengungsi

“Kalau dibandingkan dusun-dusun yang lain, Stabelan nggak terlalu deras. Kalau kemarin lihat dari video-video tim siaga desa yang tebal itu di dusun lain seperti Takeran, belang, Ngadirojo, Tlogomulyo, Tlogolele,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan Solopos.com di Dusun Stabelan, warga juga telah beraktivitas di ladang seperti biasa. Sisa abu hanya terlihat tipis di daun-daun dan juga di aspal jalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya