SOLOPOS.COM - Kita harus melindungi anak-anak agar tidak terpapar virus corona (ilustrasi/freepik)

Solopos.com, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mendata total ada 88 anak yang terpapar dan positif Covid-19 selama delapan bulan masa pandemi, Maret-Oktober 2020.

Peningkatan terjadi terutama pada dua bulan terakhir, 1 September-19 Oktober dengan jumlah anak terpapar virus SARS CoV-2 Kota Bengawan sebanyak 62 anak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Data DKK menunjukkan kasus pada anak dapat ditekan pada awal pandemi atau tepatnya setelah penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Maret lalu.

UNS Solo Lockdown 7 Hari, Seluruh Pegawai Bekerja Dari Rumah

Sebulan berikutnya pada April, tercatat dua anak Solo terpapar Covid-19. Kemudian pada Mei ada dua anak, Juni satu anak, Juli 12 anak, dan Agustus sembilan anak.

Kasus Covid-19 pada anak melonjak pada September dan Oktober. Pada September, ada 25 anak yang kena Covid-19. Kemudian pada 37 anak kena corona pada 1-19 Oktober.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan jamaknya anak tertular Covid-19 dari orang tua atau orang terdekat karena mereka tidak pergi ke sekolah untuk belajar tatap muka.

Total Hampir 1.000 Warga Solo Positif Covid-19, Tinggal 3 Kelurahan 0 Kasus Corona

Tidak Bergejala

Namun, seiring pelonggaran yang terjadi, anak Solo ini bisa saja terpapar Covid-19 saat beraktivitas luar rumah. “Kalau anak tidak menjaga protokol kesehatan saat beraktivitas pada tempat publik, tentu risiko mereka tertular semakin besar,” katanya kepada Solopos.com via telepon, Selasa (20/10/2020).

Ning, panggilan akrabnya, mengatakan mayoritas anak yang tertular tersebut tidak bergejala atau asimtomatik. Jika tidak menjalani uji swab, sulit memastikan apakah anak itu tertular Covid-19 atau tidak.

Akibatnya, karena tanpa ada gejala, anak akan merasa baik-baik saja dan tetap bermain bersama temannya. Ketika bermain bersama teman sebaya itulah, mereka bisa menjadi pembawa virus dan menularkannya.

Jadi Percontohan Sekolah Tatap Muka, SMPN Klaten Ini Malah Ditutup Karena Ada Guru Positif Corona

“Catatan anak yang terpapar ini adalah yang usianya kurang dari 18 tahun. Dari angka itu, ada yang bayi, balita, remaja. Semuanya masuk dalam daftar tersebut,” beber Sekretaris Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 itu.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Solo, Hari Wahyu Nugroho, mengatakan selama ini kasus anak terpapar Covid-19 karena tertular orang tua atau keluarga.

Pelonggaran anak berkunjung ke tempat publik meningkatkan potensi penularan karena mereka bertemu lebih banyak orang. Misalnya, ketika mereka singgah ke pusat-pusat kuliner. Saat anak makan dan harus melepas masker, mereka rentan terpapar virus SARS CoV-2.

50 Warga Sukoharjo Terjaring Razia Masker, Mayoritas Anak Zaman Now

Pelonggaran Batasan Umur

Apalagi jika tak sengaja bersentuhan dengan penderita yang asimtomatik. Karena itu, Hari mendorong agar anak lebih baik membeli makanan dan membawanya pulang daripada makan dalam warung/restoran.

Hari berharap pelonggaran batasan umur untuk anak berkunjung ke tempat publik tidak membuat jumlah anak Solo yang terpapar Covid-10 meningkat. "Risiko mereka terpapar tinggi sekali dengan adanya pelonggaran ini,” ucapnya.

Pelonggaran anak berkunjung ke tempat-tempat publik tidak lebih penting ketimbang sekolah. Tapi saat sekolah-sekolah masih tutup dan pembelajaran tatap muka (PTM) belum mulai, anak-anak malah boleh main ke mal dan tempat publik lainnya.

Kampanye Pilkada Solo: Bajo Akan Bangun Sektor Pariwisata Bernuansa Keraton

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengaku bakal mengevaluasi pelonggaran aturan anak-anak 5 tahun ke atas bepergian ke tempat publik per Selasa (13/10/2020) atau sepekan lalu.

Jika terdapat kenaikan kasus anak Solo terpapar Covid-19, Satgas akan memperketat kembali aturan tersebut. Kendati begitu, Ahyani akan melihat lebih detail data anak yang terpapar dari kategori usia.

“Misalnya siapa yang lebih banyak tertular ini dari rentang umur berapa, balita, usia SD, SMP, atau SMA, seperti apa akan kami cek untuk mengambil kebijakan selanjutnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya