Solopos.com, BANYUMAS — Desa Wisata Ketenger yang berlokasi di Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menyuguhkan panorama pemandangan pedesaaan seperti di Swiss. Pemandangan alam di sana identik dengan hamparan hijau pepohonan, latar pegunungan yang memukau, serta aliran sungai, dan air terjun.
Seperti pemandangan pedesaan di Swiss, Desa Ketenger ini memiliki deretan banyak curug atau air terjun yang canti dengan air yang begitu jernih. Setidaknya ada delapan curug yang berada di desa wisata tersebut. Dihimpun dari berbagai sumber, Kamis (10/3/2022), berikut daftar curug menawan di Desa Ketenger:
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Curug Bayan
Curug Bayan berada di Dusun Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden. Curug Bayan ini sangat mudah dijangkau karena hanya berjarak sekitar 2 km dari pusat wisata Baturraden. Biaya masuknya juga terjangkau, hanya Rp7.000 per orang.
Baca juga: Resep Rahasia Gurihnya Telur Asin Khas Brebes
Curug Bayan tingginya sekitar 7 meter. Saat musim kemarau tiba, debit air akan semakin berkurang namun berbalik saat musim hujan, debit airnya akan meluap.
Tetapi saat musim kemarau itulah waktu yang tepat untuk berkunjung dan bermain air di Curug Bayan. Air di Curug Bayan ini sangat jernih dan segar karena memang berasal dari air pegunungan. Pihak pengelola juga membuat kolam buatan yang untuk menambah fasilitas di kawasan wisata tersebut.
Baca juga: Indahnya Desa Ketenger Baturraden, Wisata Ala Swiss di Banyumas
Curug Jenggala
Curug Jenggala masuk dalam area hutan wilayah Banyumas Timur. Untuk measuki area ini pengunjung hanya membayar biaya karcis sebesar Rp5.000. Tepat di depan curug, ada spot foto yang menarik berupa gardu pandang yang berbentuk hati, lambang sebuah cinta.
Pancuran Telu
Curug ini menghasilkan air panas yang dimanfaatkan sebagai tempat pemandian dan kolam renang yang disertai dengan papan luncur yang berliku-liku, arena mainan anak, hingga kebun dan taman binatang yang berisi binatang-binantang langka dan aneh.
Karena aliran airnya yang deras hingga membelah kawasan, pemandian air panas ini terbagi menjadi dua bagian. Yakni pemandian yang terletak dalam ruangan tertutup dan berada lebih dekat dengan pintu gerbang, atau pemandian yang terletak sekitar 500 meter dari pintu gerbang yang berupa kolam dengan tiga pancuran air panas sehingga dikenal dengan sebutan Pancuran Telu (Bahasa Jawa: Pancuran Tiga). Untuk masuk ke area ini pengunjung harus membayar tiket Rp5.000 per orang.
Baca juga: Pengin Piknik! Ini Deretan Wisata Alam di Purwokerto
Pancuran Pitu
Curug ini sama dengan Pancuran Telu yang menghasilkan air panas mengandung belerang. Karena kandungan belerang ini, siapa pun yang mandi di curug ini diyakini bisa sembuh dari penyakit, khususnya penyakit kulit, tulang dan sebagainya. Disebut sebagai Pancuran Pitu karena air panas yang bersuhu 70 derajat dan bersumber langsung dari Gunung Slamet ini mengalir dari tujuh pancuran. Untuk masuk ke area ini, pengunjung hanya membayar Rp15.000 per orang dan sudah termasuk biaya parkir.
Curug Celiling
Sama seperti curug pada umumnya, Curug Celilingdi Des Wisata Ketenger Banyumas juga menyuguhkan wisata panorama yang indah. Akses masuk ke kawasan curug ini agak melelahkan karena harus melewati jalan terjal setelah Curug Gede. Karena aksesnya yang susah, pengunjung curug ini tidak begitu banyak namun bagi pecinta alam, curug ini menjadi destinasi favorit.
Curug Gede
Curug ini menyuguhkan fenomena alam yang menarik dengan aliran sungai yang tenang dan pancuran air terjun yang begitu menyegarkan. Suara gemericik air ini bisa membuat pikiran menjadi tenang. Curug Gede ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter lebih dengan kolam penampungan dibawah 25 meter.
Baca juga: Asale Bumiayu, Bumine Wong Ayu yang Siap Berpisah dari Brebes
Curug Kembar
Curug Kembar dikenal juga sebagai Curug Telaga Hijau. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter dengan kolam penampungan di bawahnya berwarna hijau. Airnya sangat bersih selain itu juga terdapat tebing yang menyerupai gua. Curug ini merupakan rangkaian dari sungai Gumawang. Nama curug ini bersifat temporer karena tergantung musim. Jika musim kering, curug ini menghilang dan berunah menjadi telaga namun kebalikan saat musim hujan tiba.
Curug Muntu
Lokasi Curug Muntu tidak begitu jauh dari Curug Bayan, melewati Dam Belanda atau PLTA Ketengger dan pipa besar. Ada juga sungai dangkal yang harus dilewati. Perjalanan memang melelahkan, namun setelah sampai, pengunjung bisa menikmati kolam alami dengan pancuran yang tidak begitu deras.