SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia Ilustrasi Beras Bulog

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 77.480 keluarga miskin (gakin) di Sragen menerima bantuan pangan nontunai (BPNT) pada 2020 ini. Jumlah itu sama dengan tahun lalu.

Hanya, mulai Januari 2020 ini, jatah bantuan tersebut naik dari sebelumnya Rp110.000/keluarga/bulan menjadi Rp150.000/keluarga/bulan. Nama programnya pun diubah menjadi Program Sembako.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perbedaan lainnya, jika pada tahun lalu BPNT hanya untuk pemenuhan karbohidrat dan protein, pada Program Sembako ini ditambah untuk pemenuhan empat unsur.

Ngemal Lagi! Jokowi Main Bareng Jan Ethes di Hartono Mall Sukoharjo

Ekspedisi Mudik 2024

Empat unsur itu yakni karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.

Penjelasan itu disampaikan Kabid Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Nunuk Sri Rejeki, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (15/2/2020).

Nunuk menjelaskan keputusan penggantian BPNT menjadi Program Sembako itu dari Kementerian Sosial. Dia menerangkan penerima Program Sembako itu sering kali tidak memenuhi kuota dari Kemensos.

Sakit Dan Ditinggal Istri, Warga Baki Sukoharjo Gantung Diri

Dia menyebut realisasi Program Sembako pada Januari 2020 lalu hanya 77.398 keluarga dari kuota 77.480 keluarga. Artinya ada 81 kuota yang tidak terpenuhi.

“Realisasinya sering kali tidak memenuhi kuota karena didasarkan pada data terpadu kesejahteraan sosial. Data tersebut diverifikasi dan divalidasi empat kali dalam setahun, yakni Januari, April, Juli, Oktober,” jelas Nunuk.

Diresmikan! Loko Uap Kuno D1410 Siap Layani Wisatawan Solo hingga Wonogiri

Verifikasi dan validasi itu dilakukan lewat musyawarah desa/kelurahan. Penentuan data tersebut didasarkan 44 indikator dan diambil 40% dari keluarga dengan tingkat kesejahteran terendah.

Nunuk mengatakan penerima Program Sembako itu juga diambil dari data terpadu kesejahteraan sosial, yakni 25% dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah. Untuk program keluarga harapan (PKH) hanya 18% yang diambil dari keluarga dengan tingkah kesejahteraan terendah.

Tak Ada Asap Rokok dan Desak-Desakan di Tribun Stadion Manahan Solo

Nunuk menyebut jumlah keluarga miskin di Sragen mencapai 105.806 keluarga atau 324.909 jiwa. Data keluarga miskin itu didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Sragen per Oktober 2019.

Pelaksanaan Program Sembako itu dikendalikan lewat online monitoring sistem perbendaharaan dan anggaran negara (ON SPAN).

Geger Sungai Garuda Sragen Jadi Habitat Piton, Hati-Hati Bisa Memangsa Manusia!

“BPNT hanya untuk menebus beras 9,5 kg dan telur ½ kg. Sedangkan Program Sembako bisa menebus beras 10 kg, telur 1 kg, dan kacang hijau ½ kg. Kacang hijau itu sudah memenuhi unsur vitamin dan mineral,” ujarnya.

Program Sembako merupakan salah satu intervensi dalam menekan angka kemiskinan. Pada 2020 ini, kemiskinan ditarget turun dari 12,79% menjadi 12,36% dan pada 2021 bisa turun di angka 11,86%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya