SOLOPOS.COM - Pedagang yang berjualan di trotoar di sisi selatan Pasar Ir. Soekarno menggunakan kain dan terpal lantaran tenda payung rusak, Kamis (4/8/2016). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Sukoharjo, belasan tenda payung milik pedagang Pasar Ir Soekarno rusak tanpa diketahui penyebabnya.

Solopos.com, SUKOHARJO–Sedikitnya 10 tenda payung milik pedagang yang berjualan di trotoar sisi selatan Pasar Ir. Soekarno rusak tanpa diketahui penyebabnya. Para pedagang menduga tenda payung dirusak oleh orang tak dikenal.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Kamis (4/8/2016), sebagian besar pedagang yang berjualan di trotoar di Pasar Ir. Soekarno menggunakan tenda payung untuk berlindung dari sengatan sinar matahari dan hujan. Posisi sebagian tenda payung berada di bahu trotoar yang diperuntukkan bagi para pejalan kaki.

Para pedagang yang berjualan di trotoar kaget lantaran tiba-tiba tenda payung rusak saat hendak menggelar barang dagangan pada akhir pekan lalu. Tenda payung milik pedagang sobek dan berlubang. Mereka menduga tenda payung itu dirusak oleh orang tak dikenal pada malam hari. Kini, para pedagang hanya menggunakan kain dan terpal yang dikaitkan di tembok rumah saat berjualan.

Seorang pedagang daging ayam Pasar Ir. Soekarno, Jarot Sujarno, mengatakan saat hendak berjualan, para pedagang kaget lantaran tenda payung rusak tanpa diketahui penyebabnya. Kondisi tenda payung sobek-sobek seperti terkena senjata tajam (sajam).

“Ada lebih dari 10 tenda payung yang rusak tanpa diketahui penyebabnya. Tak mungkin kalau rusak lantaran jatuh. Saya menduga ada orang tak dikenal yang sengaja merusak tenda payung milik pedagang yang berjualan di trotoar,” kata dia, saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Saat malam hari, tenda payung milik pedagang hanya disimpan di pinggir trotoar di sisi selatan pasar. Biasanya, para pedagang mulai berjualan dan memasang tenda payung pada dini hari. Apabila memang dirusak orang tak dikenal maka kemungkinan besar dilakukan saat malam hari.

Kini, para pedagang mengganti tenda payung dengan kain atau terpal plastik untuk melindungi barang dagangan dari sengatan sinar matahari atau hujan. “Tak ada pedagang yang memasang tenda payung. Semuanya rusak dan sobek. Sekarang tenda payung diganti kain dan terpal,” papar dia.

Dia berinisiatif melaporkan kejadian itu kepada aparat kepolisian agar segera ditindaklanjuti. Namun, mayoritas pedagang menolak lantaran enggan berurusan dengan pihak berwajib. Mereka memilih mengganti tenda payung dengan kain atau terpal untuk tetap berjualan di trotoar di sisi selatan Pasar Ir. Soekarno.

Di sisi lain, anggota DPRD Sukoharjo, Jaka Wuryanto, menyoroti kasus rusaknya tenda payung milik pedagang yang berjualan di trotoar. Para pedagang dimintai mencermati regulasi lantaran tenda payung itu dipasang di trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Semestinya, tidak ada tenda payung yang dipasang di trotoar.

Kendati demikian, Jaka sangat menyayangkan apabila tenda payung pedagang benar-benar dirusak oleh orang tak dikenal. “Jika ada persoalan harus dicari jalan keluarnya dengan duduk bersama dan bermusyawarah. Pedagang juga harus mengevaluasi diri apakah memasang tenda payung di trotoar melanggar aturan atau tidak?” papar dia.

Sementara itu, Kasat Sabhara Polres Sukoharjo, AKP  Thourakhman, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, mengatakan polisi telah melakukan patroli keliling di sekitar Pasar Ir. Soekarno. Patroli dilakukan dengan bersepeda mengelilingi sudut-sudut pasar tradisional terbesar di Kabupaten Jamu itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya