SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Stanley S. Atmadja merupakan figur yang akrab dengan dunia multifinancedi Indonesia.

Petualangannya di industri pembiayaan dimulai saat membesarkan Adira Grup. Saat ini, karier pria penyuka dunia otomotif itu berlanjut bersama Mandiri Utama Finance sebagai CEO. Ia telah menggelr event di Bandung dan Jogjakarta dan akan berlanjut ke kota lain di seluruh Indonesia. Jogja adalah kota yang prospektif untuk industri multifinance.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Apa saja strateginya untuk membesarkan anak usaha Bank Mandiri itu? Bisnis mewawancarainya beberapa waktu lalu, berikut petikannya:

 

 

Harianjogja.com, JAKARTA – Stanley S. Atmadja merupakan figur yang akrab dengan dunia multifinancedi Indonesia.

Petualangannya di industri pembiayaan dimulai saat membesarkan Adira Grup. Saat ini, karier pria penyuka dunia otomotif itu berlanjut bersama Mandiri Utama Finance sebagai CEO.

Apa saja strateginya untuk membesarkan anak usaha Bank Mandiri itu? Bisnis mewawancarainya beberapa waktu lalu, berikut petikannya:

 

Bagaimana Anda melihat industri multifinance di Indonesia saat ini?

Multifinance beberapa tahun terakhir perubahannya banyak sekali terutama dalam hal regulasi dan menurut saya sudah betul. Industri multifinance itu bukan industri yang bisa dientengkan oleh regulator. Kami tidak memiliki dana pihak ketiga (DPK), tetapi kami banyak berhubungan dengan perbankan sehingga kualitas dan per aturan industri multifinance itu sudah sepantasnya selama regulasi itu tidak kejauhan.

Contoh regulasi yang agak kejauhan itu menurut saya misalnya pengaturan down payment (DP), karena itu tergantung dari pada kemampuan dan menajemen masing-masing multifinancejalankan policy-nya. Kalau pengaturan fit and proper test itu bagus sekali. Cuma kalau ke operasional biarkan saja pasar, hanya perlu ada monitoring NPL-nya berapa. Apakah perlu diperbaiki dulu enggak. Namun, kalau diatur sampai DP-nya, mengakibatkan permintaan insentif menjadi tinggi.

Insentif tinggi itu ke mana? Ke DP, ujung-ujungnya malah lebih kecil dari DP yang sebelum ditentukan. Sekarang kalau DP Rp2 juta, DP plus diskon, bayar berapa DP, kalau mau yang harganya Rp12 juta, Rp2 juta, kemudian insentif buat DP, diskon motor Rp1 juta, Rp3 juta, mendingan 5% tapi DP benar

Satu sisi regulasi, sedangkan di sisi lain ada peluang. POJK yang baru itu memberi peluang bahwa sekarang multiguna boleh multifinance, kemudian ada KUR. Multiguna itu kan berbagai macam, otomotif, rumah, hanya tinggal kemampuan mencari funding.

Terakhir akan keluar lagi modal ventura, pegadaian, akhirnya multifinance akan menjadi financial housing yang lengkap untuk segmen-segmen ritel dan yang tidak bisa digarap oleh perbankan. Itu saya setuju, tinggal bagaimana setiap multifinace menyiapkan tim, teknologi, produk, dan strukturfunding karena peluang masih terbuka.

Segmen mana yang masih menjanjikan bagi multifinance?

Menurut saya sih kecuali natural resourses. Selebihnya dari consumer goods masih bagus. Trading tidak terlalu banyak, properti juga agak lesu. Kami di sini punya strategi yang clear, dari Bank Mandiri, ingin Mandiri masuk ke sektor otomotif secara kuat.

Jadi, pertama, sudah masuk ke dealer financing, ke bawahnya ada consumer. Perlu anak usaha untuk menangkap end user. Makanya dibentuklah Mandiri Utama Finance. Kedua, bagaimana wujud Bank Mandiri ini masuk secara nyata dan dirasakan oleh masyarakat.

Bagaimana Anda melihat outlook bisnis perusahaan?

Waktu kami di Bandung tiga hari saja, kurang lebih bisa mencapai transaksi Rp42 miliar walaupun singkat. Persiapan kami waktu itu juga singkat. Hopefully dengan penetrasi seperti ini menjadi kesempatan dan potensi yang besar sekali.

Kami mempunyai strategi yang sama dengan Bank Mandiri. Jajaran direksi menginginkan sinergi antar anak usaha, kami pun punya konsep yakni bekerja sama dengan divisi credit card-nya, konsumernya, menjadi bagian strategi Bank Mandiri.

Bagaimana multifinance merespons implementasi Masyarakat Ekonomi Asean?

Menurut saya akan dua sisi. Ada orang luar yang mencari kerja memberikan potensi baru sebagaicostumer. Satu sisi kualitas orang kami juga harus ditingkatkan. Kedua, standar setiap pekerja itu seperti apa, dan yang paling penting kami jangan pernah berpikir yang masuk kemari kualitasnyaenggak bagus semua. Ini yang harus disiapkan dari sisi kemampuan berbahasa, minimal Bahasa Inggris dan Mandarin, selebihnya banyak produk yang berkualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya