SOLOPOS.COM - Dua guru SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen menata meja ruang kelas sebagai persiapan menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM), Kamis (25/3/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 71 sekolah dari jenjang PAUD hingga SMP/MTs di Sragen siap menggelar simulasi pembelajaran tatap muka atau PTM mulai Senin (29/3/2021) hingga Sabtu (3/4/2021) mendatang.

Ke-71 sekolah itu telah mengajukan izin menyelenggarakan PTM kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen. Sebelumnya mereka telah mememinta persetujuan dari orang tua atau wali siswa terkait digelarnya PTM.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Bukan Batu Asli, Ini Cerita di Balik Pembangunan Omah Watu di Wonogiri

Masing-masing sekolah ini juga telah membuat surat pernyataan di antaranya telah menyusun standar operasional prosedur (SOP) terkait PTM serta memiliki tim Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 di tingkat sekolah.

“Masing-masing kecamatan ada satu sekolah [di tiap jenjang pendidikan]. Mereka sudah pernah mengikuti simulasi [pada Oktober 2020]. Terus nanti akan dievaluasi,” papar Kepala Disdikbud Sragen, Suwardi, kepada Solopos.com, Kamis (25/3/2021).

Khusus Kecamatan Sragen, terdapat enam sekolah yang bakal menggelar PTM atau masing-masing dua sekolah di tiap jenjang. Mereka adalah TK Azzahra Sragen, TKN Pembina Sragen, SDN 4 Sragen, SD Azzahra Sragen, SMPN 1 Sragen dan SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen.

Terdapat delapan sekolah di bawah Kementerian Agama (Kemenag) yang siap menggelar PTM yakni RA IKA Perwanida, MIN 1 Sragen, MIN 5 Sragen, MIN 9 Sragen, MTsN 2 Sragen, MTsN 4 Sragen dan MTsN 5 Sragen.

Desain Ruang Kelas

Sementara itu, SMP Birrul Walidain Sragen sudah berbenah untuk menggelar simulasi PTM. Pada Kamis, sejumlah guru telah mendesain ruang kelas sesuai dengan protokol kesehatan. Satu ruang kelas nantinya hanya diisi sekitar 13 siswa atau separuh dari total siswa di tiap kelas.

“Kami sudah sediakan sekitar delapan wastafel untuk cuci tangan. Sebelum masuk kelas, siswa akan diukur suhu tubuhnya. Jika suhu tubuhnya tinggi [di atas 37oc] kami persilakan pulang untuk istirahat. Nanti siswa masuk secara bergantian. Tiap kelas masuknya ada jeda sekitar 30 menit, begitu juga pulangnya. Paling lama belajar di kelas itu 4 jam. Setelah itu, pembelajaran dilanjutkan secara daring,” papar Kepala SMP Birrul Walidain Sragen, Amir.

Baca Juga: Berdalih Banyaknya Hajatan, Residivis di Sragen Gasak 11 Karung Gabah

Selama jam PTM berlangsung, siswa hanya sekali beristirahat selama 30 menit. Namun, mereka tidak diperkenankan keluar dari kelas. Tim Satgas Covid-19 akan mengawasi siswa supaya tidak keluar kelas selama istirahat.

“Kantin sekolah ditutup, siswa bisa membawa bekal dari rumah dan dapat dimakan di ruang kelas,” papar Amir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya