SOLOPOS.COM - Halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi Rabu, 23 Maret 2016

Solopos hari ini memberitakan kabar-kabar terkini di Soloraya.

Solopos.com, SOLO – Solo mencatat hingga 2015 jumlah restoran maupun rumah makan 859 unit atau naik 250% lebih dibanding 2014 yang hanya 320 tempat.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Ulasan ini menjadi berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu (23/3/2016). Kabar lain, longsor susulan terjadi di kawasan perbatasan Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dengan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Selasa (22/3/2016) pagi. Guguran tanah hingga ribuan meter kubik tersebut menutup aliran Sungai Nggremeng di Gunung Nganten, Dukuh Tempel, Jrakah.

Simak cuplikan berita utama halaman Soloraya Harian Umum Solopos edisi hari ini, Rabu, 23 Maret 2016;

REKAYASA LALU LINTAS: “Gang Tikus” Kini Seramai Jalan Besar

Deru suara knalpot sepeda motor dan mobil yang berseliweran di depan rumah Endang Winarsih, 44, terdengar nyaring dari balik tembok rumah setebal 30 cm, Selasa (22/3) siang. Tepat tengah hari, pengusaha karak ini menata potongan adonan karak yang siap dijemur.

Bagi warga Kampung Bletikan RT 003/RW 006 Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan ini, bebunyian lalu-lalang kendaraan menjelang berangkat sekolah dan siang hari pada jam pulang sekolah telah akrab di telinganya, sepekan terakhir. Sejak kebijakan jalan searah diterapkan di Jl. dr. Radjiman (timur-barat), Jl. Perintis Kemerdekaan (utara-selatan), dan Jl. Agus Salim (selatanutara) diterapkan, Kamis (17/3) lalu, “gang tikus” selebar satu mobil yang berada di depan rumahnya praktis menjadi jalur alternatif pengguna jalan.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

GAYA HIDUP: Bisnis Kuliner di Solo Tumbuh Pesat

Solo mencatat hingga 2015 jumlah restoran maupun rumah makan 859 unit atau naik 250% lebih dibanding 2014 yang hanya 320 tempat. Kepala Disbudpar Solo, Eny Tyasni Suzana, mengakui bisnis kuliner terus berkembang. Banyak pemain baru bermunculan. Jumlah restoran kelas menengah atas juga meningkat. “Yang paling mendominasi bisnis wedangan. Hampir di setiap sudut kota bermunculan bisnis wedangan ini,” kata Eny ketika dijumpai Espos di ruang kerjanya, Senin (21/3).

Eny mengatakan bisnis wedangan yang tumbuh pesat saat ini tak seperti dulu. Dulunya wedangan dibangun di pinggir jalan. Saat ini wedangan menjadi seperti restoran, yakni menjaga kemasan yang menjaga standar higienis. Wedangan tersebut menjadi tempat kongko yang enak dan juga nyaman. Eny yakin pertumbuhan bisnis kuliner mampu mendorong wisatawan berbondong-bondong datang ke Kota Solo.

Eny mengatakan bisnis di bidang makanan dan minuman di Solo tidak pernah mati. Kondisi ini membuat para pelaku bisnis kuliner berinvestasi di Solo. “Maklum semua orang butuh makan. Alhasil, prospek bisnis kuliner senantiasa menjanjikan,” kata dia.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

BENCANA ALAM: Longsor Susulan Landa Lereng Merbabu

Longsor susulan terjadi di kawasan perbatasan Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dengan Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Selasa (22/3) pagi. Guguran tanah hingga ribuan meter kubik tersebut menutup aliran Sungai Nggremeng di Gunung Nganten, Dukuh Tempel, Jrakah.

Gunung Nganten berada di lereng Gunung Merbabu, yakni di atas Dukuh Tumut dan Dukuh Tempel, Jrakah. Lokasi itu masih satu aliran dengan sungai yang mengalami banjir bandang, Minggu (20/3) lalu. Kawasan tersebut merupakan ladang pertanian warga dan belum masuk kawasan hutan Gunung Merbabu.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

KEBIJAKAN PEMERINTAH: Pemkot Ngotot Bongkar Taman Jl. Slamet Riyadi

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, ngotot Pemkot Solo akan membongkar taman di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi. Langkah itu tetap akan dilakukan meski pembongkaran menuai penolakan dari berbagai kalangan.

Pemkot tetap akan mengganti taman tersebut dengan pot tanaman. Rudy, sapaan akrabnya, beralasan pembongkaran taman mempertimbangkan kondisi pertokoan di sisi selatan Jl. Slamet Riyadi. “Pertokoan di sisi selatan banyak yang tutup. Mereka tidak bisa berkembang karena terhalang tanaman perdu,” katanya ketika dijumpai wartawan, Selasa (21/3).

Pemkot tetap akan membongkar taman dan menggantinya dengan pot tanaman. Rudy menanggapi santai adanya penolakan dari berbagai pihak terkait rencananya membongkar taman itu.

Baca selengkapnya: epaper.solopos.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya