SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sukoharjo mencatat ada 700 anak usia SD-SMA tidak bersekolah.

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo menemukan ada 700 anak usia SD hingga SMA yang tak bersekolah. Disdikbud memprogramkan mereka bisa ikut pendidikan kesetaraan atau kelompok belajar (kejar) paket.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hasil penelusuran Disdikbud pada 2017, ternyata terdapat 700 anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Temuan data itu cukup mencengangkan karena selama ini belum ada laporannya,” ungkap Kepala Disdikbud Sukoharjo, Darno, saat ditemui wartawan di kantornya, Senin (15/1/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Darno menjelaskan faktor utama kenapa mereka tak mau melanjutkan sekolah masih dicari tahu. “Informasi dari masyarakat, ketidakmauan mereka bersekolah karena faktor ekonomi, boro mengikuti orang tua ke luar daerah, dan sebagainya. Untuk itu informasi masyarakat itu perlu di-cross check untuk dicarikan solusi. Apalagi sekarang ini, pemerintah telah memiliki berbagai program peningkatan ekonomi masyarakat dan pembiayaan sekolah bagi pelajar dari keluarga tidak mampu,” ujarnya.

Mantan Kepala SMAN 1 Sukoharjo itu mengatakan 700 anak itu akan diikutsertakan dalam pendidikan kesetaraan dengan beasiswa. “Ke-700 anak itu berusia sekolah dasar, SLTP, dan SLTA. Pemerintah memiliki program sekolah kesetaraan seperti kejar Paket A, B dan C. Tahun ini [2018] ada sejumlah 12.219 anak yang kini menduduki kelas IX. Pada April nanti akan mengikuti ujian nasional sehingga akan menyelesaikan jenjang SLTP. Kami berharap mereka [lulusan SLTP] melanjutkan sekolah ke jenjang SLTA sehingga kemampuan SDM-nya minimal SLTA.”

Darno mengatakan peningkatan SDM diperlukan agar mampu bersaing di tengah globalisasi dan perdagangan bebas. “Hasil penelitian menunjukkan rata-rata SDM Indonesia masih berpendidikan SLTP, kalah dibanding negara-negara maju. Untuk itu, semua lulusan SLTP di Sukoharjo diharapkan melanjutkan ke jenjang SLTA,” katanya.

Politikus Partai Golkar anggota Komisi IV DPRD Sukoharjo, Agus Sumantri, dihubungi Solopos.com, mengaku prihatin dan meminta Dikbud Sukoharjo memfasilitasi 700 anak tersebut agar mau sekolah. “Kami sangat prihatin sampai ada anak usia sekolah tidak sekolah. Dikbud hendaknya memfasilitasi dan mengarahkan mereka sekolah nonformal, apakah ikut Kejar Paket atau kursus keterampilan.”

Dia menegaskan biaya sekolah wajar sembilan tahun di Sukoharjo gratis. “Kalau masalahnya [tidak bersekolah] karena faktor biaya maka kita carikan KIP [Kartu Indonesia Pintar] atau bantuan lain. Guru di sekolah mereka bisa mengusulkan. Mulai sekarang Dikbud mulai melakukan pendekatan kepada orang tua anak agar mau bersekolah atau mengikuti kursus.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya