SOLOPOS.COM - Ilustrasi LGBT (JIBI/Dok)

Solopos.com, SUKOHARJO — Pasangan lelaki suka lelaki (LSL) atau gay menjadi salah satu populasi kunci dengan temuan kasus HIV/AIDS terbanyak di Sukoharjo pada 2021.

Dari total 70 kasus baru HIV/AIDS yang diungkap Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo sepanjang Januari-Juli 2021, 50 persennya berasal dari kalangan gay.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Koordinator Yayasan Sahabat Sehat Mitra Sebaya (Yasema) Sukoharjo, Garis Subandi, ketika berbincang dengan Solopos.com melalui sambungan telepon, Senin (11/10/2021), mengatakan sisanya berasal dari populasi kunci lainnya seperti pekerja seks komersial, pecandu narkoba, dan lainnya.

Baca Juga: Ada Balap Liar-Knalpot Brong di Sukoharjo, Lapor Saja ke Tim Pandawa!

“Totalnya itu kan 750 orang sejak 2013 yang diketahui positif HIV/AIDS. Tapi saya belum bisa mengatakan berapa besar persentase totalnya dari pasangan gay. Kalau dibandingkan temuan terbaru kami, sekitar 50 persen itu dari pasangan sejenis,” bebernya.

Jumlah LSL atau gay yang terjangkit HIV/AIDS itu sesuai data mayoritas pengidap HIV/AIDS Sukoharjo dari jenis kelamin laki-laki. Menurutnya, berdasarkan analisia yang dilakukan Yasema, tren penularan HIV/AIDS dalam beberapa tahun terakhir memang didominasi dari kalangan gay.

Baca Juga: 3 Kecamatan ini Punya Kasus HIV/AIDS Terbanyak di Sukoharjo, Mana Saja?

“Dari analisis kami dari kalangan gay itu termasuk tinggi [risiko tertular HIV/AIDS]. Itu sudah terjadi dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir dan terus meningkat jumlahnya,” imbuhnya.

Menurut Garis, sejumlah populasi kunci menjadi fokus testing dan edukasi khususnya berkaitan dengan tren penularan tertinggi saat ini. Beberapa di antaranya adalah pekerja seks komersial (PSK) laki-laki maupun perempuan, komunitas transpuan (waria), dan pecandu narkoba.

Baca Juga: Sejak Subuh, Ratusan Pencari Ikan Serbu Dam Colo Sukoharjo

Mereka bekerja sama dengan orang-orang di lingkungan tersebut yang sadar dengan pentingnya mencegah HIV/AIDS dan menekan angka penularan.

“Bukan berarti mereka itu menjadi tempat penularan. Tapi komunitas dan lingkungan tersebut memang yang paling berisiko tinggi terjadi penularan HIV/AIDS. Makanya kami menggandeng mereka untuk bisa membantu memberikan pemahaman teman-teman mereka untuk membantu menekan penularan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya