SOLOPOS.COM - Warga mengantre ambil bantuan PKH di Kantor Kecamatan Wuryantoro, wonogiri, Rabu (28/2/2017). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Anggaran untuk program PKH di Wonogiri selama tujuh tahun mencapai Rp149 miliar.

Solopos.com, WONOGIRI — Bantuan sosial bagi warga miskin melalui Program Keluarga Harapan (PKH) di Wonogiri sudah berlangsung selama tujuh tahun dan menghabiskan dana sekitar Rp149 miliar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kendati demikian, program ini dinilai belum sepenuhnya tepat sasaran. Tak sedikit warga miskin yang tidak menerima bantuan dan sebaliknya, ada keluarga yang mampu secara ekonomi tetapi masuk sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) PKH.

Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri didorong untuk secara rutin memverifikasi data. Pandangan itu disampaikan Anggota Komisi VIII DPR, Endang Maria Astuti, di acara kunjungan kerja (kunker) bersama tim dari Kementerian Sosial (Kemensos) di Wuryantoro, Wonogiri.

Acara itu dikemas dengan penyerahan bantuan PKH kepada 350 KPM baru asal Wuryantoro di Pendapa Kantor Kecamatan Wuryantoro, Rabu (28/2/2018). Politikus Golkar itu mengatakan saat mengunjungi beberapa wilayah dia menemukan ada warga miskin yang belum pernah menerima bantuan PKH.

Baca:

Di sisi lain, keluarga mampu justru menerima bantuan tersebut. Perempuan asal Kota Sukses itu menilai kondisi tersebut perlu segera disikapi. Dinsos harus rutin memperbarui data agar bantuan lebih tepat sasaran.

“Itu untuk memastikan bantuan hanya diterima oleh keluarga yang berhak,” kata dia tanpa menyebut perincian data bantuan PKH yang tak tepat sasaran.

Kepala Dinsos Wonogiri, Suwartono, tak menampik kondisi tersebut. Dia mengatakan berkaitan dengan PKH, petugas pendamping secara rutin memverifikasi dan memvalidasi data. Apabila diketahui ada KPM sudah meninggal dunia atau sudah mampu secara ekonomi, petugas langsung mencoretnya.

Dia menjelaskan data KPM PKH berasal dari basis data terpadu (BDT) pemerintah pusat. Kali terakhir BDT diverifikasi 2017. Tahun ini Dinsos memverifikasi data secara menyeluruh, baik data KPM, maupun penerima beras sejahtera (rastra) yang akan diganti bantuan pangan nontunai (BPNT).

“Kami yang akan memverifikasi. Anggarannya sudah ada, lebih kurang Rp175 juta. Sosialisasi kami lakukan mulai besok [Kamis, 1/3/2018],” kata dia.

Koordinator PKH Wonogiri, Agus Suratno, menginformasikan jumlah KPM tahun ini bertambah 16.901 keluarga menjadi 42.404 keluarga. Tahun lalu KPM tercatat 26.483 keluarga. Peningkatan jumlah KPM otomatis menaikkan nilai bantuan.

Pada 2017 bantuan KPM senilai Rp49,866 miliar, sedangkan 2018 naik menjadi Rp84,808 miliar. Data tambahan KPM dikirim Kementerian Sosial (Kemensos) dalam dua tahap. Tahap I Kemensos mengirim data tambahan calon KPM sebanyak 14.420 keluarga.

Selanjutnya data itu divalidasi oleh para pendamping PKH. Hasilnya, hanya 7.778 keluarga yang berhak menjadi KPM. Selebihnya, yakni 6.642 keluarga tidak lolos validasi. Pada tahap II Kemensos mengirim data tambahan calon KPM sebanyak 19.727 keluarga untuk divalidasi.

Hasilnya, terdapat 9.116 keluarga yang berhak menjadi KPM. Sebanyak 10.611 keluarga tidak lolos validasi. “Seperti tahun lalu, KPM bisa mengambil bantuan di Bank BNI, bisa melalui ATM dan Agen 46,” ulas Agus.

Pemimpin Cabang BNI Wonogiri, Sri Haryati, menjamin seluruh KPM bisa terlayani dengan baik. KPM dapat menarik bantuk melalui 236 Agen 46 yang tersebar di seluruh kecamatan, 15 unit ATM, dan seluruh ATM bank himpunan milik negara (Himbara) di Wonogiri.

“Serapan bantuan PKH 2017 mencapai 99,97 persen, nyaris 100 persen. Ini berarti KPM dapat terlayani dengan baik. Ada yang belum terserap karena KPM meninggal dunia atau pindah domisili,” kata dia saat mendampingi Wakil Pemimpin Wilayah BNI Jogjakarta, Sri Indira.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya