SOLOPOS.COM - Ilustrasi subsidi untuk cegah resesi ekonomi (Candra Mantovani/Solopos)

Solopos.com, SOLO -- Pandemi Covid-19 berimbas pada pertumbuhan ekonomi minus di dunia, bahkan di sejumlah negara pandemi menyebabkan resesi ekonomi.

Indonesia juga mengalami kemerosotan ekonomi gegara pandemi. Pada kuartal II/2020 atau April-Juni, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 5,32 persen.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Secara teknikal Indonesia memang belum bisa dikatakan masuk jurang resesi ekonomi. Sebab, pada kuartal I/2020, produk domestik bruto (PDB) masih tumbuh 2,97 persen.

Rumah Warga Klaten Terisolasi Karena Tol Solo-Jogja Boleh Minta Dibebaskan

Namun, jika kondisi perlambatan ekonomi berlanjut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 atau Juli-September bisa menyusul minus. Pada kondisi tersebut, resesi ekonomi tak terhindarkan.

“Resesi itu kan dua kuartal berturut-turut pertumbuhan PDB kita negatif. Resesi yang sesungguhnya itu nanti ketika kita kuartal ketiga kita akan negatif,” ujar Bhima Arya Yudhistira Adhinegara, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), seperti dikutip Bisnis.com, belum lama ini.

Solopos.com mengutip Bisnis.com dan Detik.com, merangkumnegara-negara yang telah lebih dahulu mengalami resesi ekonomi, mana saja:

Sanksi Sosial Warga Tak Pakai Masker di Sragen Efektif Bikin Kapok

Amerika Serikat

Negara Paman Sam, Amerika Serikat (AS) telah masuk dalam jurang resesi ekonomi sejak pandemi Covid-19 melanda. Ekonomi AS menyusut 32,9 persen pada kuartal II/2020. Ini merupakan penurunan ekonomi terburuk sepanjang sejarah AS, dalam 11 tahun tetakhir.

Sebelumnya, pada kuartal I/2020, pertumbuhan ekonomi AS juga telah minus 5 persen. Resesi di AS juga menyebabkan 20 juta warga negaranya kehilangan pekerjaan. Hal ini lantaran banyak bisnis yang berhenti beroperasi akibat kebijakan lockdown pemerintah setempat.

Siap-Siap, Pendaftaran Kartu Prakerja Dibuka Lagi Siang Ini, Kuotanya Banyak!

Singapura

Pada kuartal II/2020, ekonomi Singapura minus hingga 41,2 persen akibat terhantam pandemi Covid-19. Negara itu telah mengalami resesi ekonomi ditandai pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal.

Pada kuartal I/2020, PDB Singapura minus 3,3 persen. Selain itu, kinerja ekonomi negara tetangga Indonesia ini juga kian melambat setelah Pemerintah Singapura menerapkan lockdown.

Hong Kong

Pendemi corona mengakibatkan ekonomi Hong Kong anjlok hingga 9 persen pada April-Juni 2020 atau kuartal II/2020. Bahkan, ini merupakan kuartal keempat ekonomi Hong Kong berada di jalur negatif.

Kondisi resesi ekonomi itu diperparah dengan adanya aksi demo berkepanjangan di negara tersebut. Kemungkinan, pemulihan resesi Hong Kong akan berlangsung lama.

Puluhan Mobil Antik Dipamerkan di Karanganyar Besok, Pengunjung Boleh Selfie

Jerman

Ekonomi Jerman menyusut 10,1 persen pada kuartal II/2020. Sebelum itu, Jerman juga telah mengalami kontraksi sebesar 2,2 persen. Ini merupakan resesi ekonomi terparah sejak 1970.

Ekspor dan impor barang dan jasa di negara itu juga anjlok sejak masa pandemi. Tak hanya itu, konsumsi rumah tangga dan investasi alat korporasi juga mengalami pemerosotan.

Italia

Italia juga merupakan negara di Benua Eropa yang turut mengalami resesi ekonomi. Selama periode April hingga Juni 2020, ekomoni Italia minus 17,3 persen.

Pada periode Januari-Maret 2020, perekonomian Italia juga telah merosot di angka 5,5 persen. Keadaan ekonomi Italia semakin buruk akibat masifnya penularan Covid-19 yang mencapai puluhan ribu kasus positif dalam sehari.

Hoaks Bertebaran Jelang Pilkada, Kapolresta Solo: Jangan Terprovokasi!

Jepang

Jepang menjadi negara Asia lebih dulu terjerat resesi atau pemerosotan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi di Jepang dilaporkan minus 3,4 persen pada periode Januari-Maret 2020.

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal sebelumnya, yakni kuartal IV/2019, juga telah minus 6,4 persen. Secara teknikal, Jepang sudah masuk zona resesi.

Filipina

Filipina menjadi negara yang baru mengumumkan mengalami resesi ekonomi. Otoritas statistik setempat telah menyatakan PDB negara itu minus sebesar 16,5 persen pada kuartal II/2020.



Sebelumnya, perekonomian negara pimpinan Presiden Rodrido Duterte itu juga telah minus 0,7 persen. Penyusutan ekonomi ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas manufaktur, konstruksi, serta transportasi dan penyimpanan imbas pandemi corona.

Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19, Ini Sederet Fasilitas Edotel di Klaten

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sejauh ini pemerintah telah bekerja keras mencegah resesi ekonomi. Kebijakan terbaru yang digulirkan adalah memberikan bantuan tunai kepada kalangan pekerja swasta yang rencananya cari September 2020.

Ada juga kemudahan kredit tanpa jaminan bagi UMKM yang aturannya masih digodok. Selain itu, ada pemberian gaji ke-13 bagi aparatur sipil negara (ASN). Semua program itu bermuara untuk menggerakan perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya