SOLOPOS.COM - Ilustrasi uang tunai rupiah. (Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Data calon penerima bantuan langsung tunai, BLT, Dana Desa tahap dua diprediksi membengkak. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Karanganyar masih merekapitulasi tambahan usulan data calon penerima BLT Dana Desa Rp600.000 per keluarga itu.

Satu Orang Positif Covid-19, 85 Keluarga di Desa Wonorejo Karanganyar Diisolasi

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Awalnya, hingga Kamis (7/5/2020) malam, 162 desa di Kabupaten Karanganyar sudah mengumpulkan data calon penerima BLT Dana Desa tahap dua kepada Dispermades. Total calon penerima BLT Dana Desa tahap dua adalah 15.459 keluarga.

Tapi Jumat (8/5/2020) pagi, sejumlah perangkat desa datang ke kantor Dispermades Kabupaten Karanganyar untuk merevisi data calon penerima BLT Dana Desa yang sudah dikumpulkan sebelumnya.

Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Keuangan dan Aset Desa Dispermades Kabupaten Karanganyar, Sri Suprapti, menuturkan sejumlah perangkat desa merevisi data calon penerima BLT Dana Desa karena warga itu urung menjadi calon penerima bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos).

1 Pasien Sembuh Covid-19 Karanganyar Tenaga Klinis dari RS Swasta di Solo

BLT Dana Desa Karanganyar

"Ini sejak Kamis malam sampai Jumat pagi banyak yang melakukan perubahan data. Tambahan data calon penerima BLT itu karena tertolak dari program BST Kemensos. Data turun Kamis malam dikirim ke desa. Banyak yang dikembalikan, gugur karena NIK dobel, mendapat bantuan lain. Padahal menurut perangkat desa, NIK warga [yang tertolak program BST] itu dari Disdukcapil dan belum pernah mendapat bantuan. Kami mulai memperbaiki data karena banyak revisi dari desa," tutur Prapti, sapaan akrabnya, saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Prapti memprediksi data calon penerima BLT Dana Desa bertambah tetapi tidak akan banyak. Rata-rata desa menambahkan sata tiga keluarga hingga belasan keluarga. Selain persoalan itu, Dispermades Kabupaten Karanganyar menerima informasi bahwa sejumlah NIK yang disetorkan ke Bank Jateng, selaku bank yang ditunjuk untuk mencairkan BLT Dana Desa, keliru.

"Bank Jateng mengembalikan berkas karena NIK keliru sehingga tidak bisa dibuatkan rekening. Kami konfirmasi ke desa. Sing penting Dana Desa untuk BLT itu bisa mencakup. Kami harus cermati lagi NIK. Rekapitulasi ulang data calon penerima tetap kami batasi hari ini [Jumat]," tutur dia.

2 Warga Karanganyar Dari Klaster Gowa Positif Covid-19

Kepala Desa Bakalan, Kecamatan Jumapolo, Kristanto, menuturkan dua warganya tertolak dari daftar calon penerima BST. Dia bersama satuan petugas (satgas) mengecek kondisi dua warga tersebut. Hasilnya, satu warga tidak berada di rumah. Dia merantau di Jakarta dan belum pulang ke rumah. Satu orang lagi laik mendapat bantuan. Tetapi Kristanto tidak habis pikir data satu warga itu ditolak dengan alasan tidak valid. Padahal dasar pendataan adalah KTP, KK, dan lainnya.

"Kami sepakat memasukkan satu warga itu agar mendapat bantuan dari dana penenganan Covid-19. Bentuk bantuannya paket sembako senilai Rp200.000. Akan kami berikan selama tiga bulan. Kami tidak bisa menyusulkan mendapat BLT Dana Desa karena penentuan daftar calon penerima BLT Dana Desa itu melalui musyawarah desa khusus," tutur dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Dialihkan BLT Dana Desa Karanganyar

Sementara itu, Kabid Pemberdayaan dan Pembinaan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Karanganyar, Marno, menyampaikan 7.000-an data calon penerima BST tertolak. Marno mengklaim ribuan data itu sudah disampaikan ke pemerintah desa untuk ditindaklanjuti.

Punya Cicilan Rumah Rp250 Juta per Bulan, Iis Dahlia: Kita Bukan Orang Kaya Makanya Nyicil

"[Pusat data dan informasi] Pusdatin sudah ditutup. Yang tertolak 7.000-an. Banyak faktor di pusdatin ada standar, misal tata cara pengetikan, alamat salah, nama, dan sebagainya. Mereka bisa dialihkan atau diusulkan mendapat bantuan lain. Kepala desa mendata dan melaporkan kepada camat lalu kepada bupati. Bisa dialihkan ke BLT Dana Desa, bantuan sembako, PKH, dan lain-lain," tutur Marno saat dihubungi Solopos.com, Jumat.

Sementara itu, data 2.000-an keluarga sudah masuk ke empat bank himpunan bank milik negara (himbara), yakni BRI, BNI, BTN, Bank Mandiri. Selain itu data 14.000-an keluarga sudah diolah di Kantor Pos. Dia memprediksi BST cair pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya