SOLOPOS.COM - Ilustrasi mudik dengan bus (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 687 pemudik tiba di Klaten sejak awal Mei 2021. Mereka mayoritas berasal dari wilayah Jabodetabek.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahetaraan Rakyat Setda Klaten, Ronny Roekmito, mengatakan jumlah pemudik tiba di Klaten itu berdasarkan pendataan yang dilakukan hingga Minggu (9/5/2021) malam.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

“Paling banyak di Karangdowo dan Trucuk. Mayoritas mereka datang dari wilayah Jabodetabek. Tetapi ada juga yang datang dari Kalimantan dan Jambi,” jelas Ronny saat ditemui wartawan di Setda Klaten, Senin (10/5/2021).

Baca Juga: Wisatawan dari Kawasan Aglomerasi: Antara Diizinkan atau Dilarang

Rata-rata mereka datang menumpang kendaraan pribadi serta rata-rata sudah melengkapi diri dengan hasil tes antigen. “Sampai saat ini hasil tes negatif. Dari laporan kecamatan, sampai saat ini juga belum pernah ada pemudik yang dibawa ke fasilitas kesehatan,” ungkap dia.

Jumlah pemudik yang tetap nekat berdatangan di Klaten meski ada larangan mudik tahun ini jauh berbeda dibandingkan pada momen mudik Lebaran 2020. Meski mudik dilarang, jumlah pemudik yang nekat berdatangan ke Klaten mencapai puluhan ribu orang dan didominasi di wilayah Kecamatan Bayat.

Ronny tetap berharap posko desa hingga RT/RW tetap proaktif mengawasi kedatangan pemudik selama masa larangan mudik Lebaran 6-17 Mei 2021. Jika tak melengkapi diri dengan surat yang menunjukkan bebas Covid-19, pemudik wajib menjalani karantina mandiri selama 5 x 24 jam menggunakan biaya sendiri.

Dia juga mengimbau warga Klaten yang masih berada di perantauan untuk sementara waktu tak mudik ke Klaten dan bisa tetap terhubung dengan anggota keluarga mereka secara daring. “Untuk pemudik yang [terlanjur] sudah sampai di Klaten, tetap taati protokol kesehatan secara ketat,” kata dia.

Baca Juga: Nostalgia Polisi Karanganyar jadi Badut Demi Hibur Pemudik

Pelaksana tugas (Plt) Camat Bayat, Supardiyono, mengatakan tak sampai 100 pemudik yang sudah tiba di wilayah Bayat. “Tidak sebanyak tahun kemarin. Rata-rata yang datang membawa surat bebas Covid-19,” kata dia.

Supardiyono mengatakan sebelumnya Satgas desa dan RW sudah diminta mengintensikan pemantauan pemudik. “Meski ada larangan mudik, tetapi pasti ada yang lolos [nekat mudik]. Makanya pemantauan diperketat. Ketika sudah terlanjur tiba kami juga tidak mungkin menolak. Mereka tetap diminta melapor ke desa dan menunjukkan hasil tes bebas Covid-19. Kalau tidak bisa menunjukkan karantina mandiri,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya