SOLOPOS.COM - Sejumlah rumah dan kendaraan rusak akibat banjir bandang di Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT, Minggu (4/4/2021). (Antara-BPBD Flores Timur)

Solopos.com, KUPANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat sebanyak 65 peristiwa bencana hidrometeorologi terjadi di wilayah NTT sejak memasuki Januari 2022.

“Bencana yang paling banyak terjadi yaitu banjir sebanyak 26 peristiwa yang tersebar di sejumlah wilayah di NTT,” kata Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo ketika dihubungi di Kupang, Jumat (11/3/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peristiwa bencana hidrometeorologi di wilayah NTT yang tercatat selama Januari-9 Maret 2022.

Baca Juga: Sejarah Nusantara yang Jadi Nama Ibu Kota Baru Indonesia

Selain banjir, peristiwa bencana terbanyak yang banyak terjadi yaitu tanah longsor sebanyak 21 peristiwa, enam peristiwa banjir bandang, empat kali angin kencang.

Selain itu satu peristiwa puting beliung, tiga peristiwa kebakaran, dua kali abrasi, serta gelombang pasang dan kecelakaan laut masing-masing satu kali.

Ambrosius mengatakan penanganan terhadap bencana tersebut telah dilakukan dengan menyalurkan dukungan logistik berupa beras, tikar, selimut, dan masker kepada warga terdampak bencana melalui BPBD di tingkat kabupaten/kota.

Baca Juga: Gempa NTT Magnitudo 7,4 Terasa hingga ke Nusa Tenggara Barat

Ia mengatakan penanganan bencana dilakukan melalui koordinasi lintas pihak di antaranya TNI/Polri, Basarnas, BMKG, lembaga agama, serta instansi terkait lain di tingkat kabupaten/kota.

Selain itu untuk pencegahan, kata dia, berbagai informasi peringatan dini cuaca dari BMKG juga terus disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai jejaring media digital seperti Youtube, Facebook, Instagram, serta grup Whatsapp.

Ambrosius mengatakan pihaknya juga terus mengingatkan masyarakat yang tinggal di wilayah lereng atau sekitar daerah aliran sungai atau di bantaran kali agar selalu waspada dan siaga bencana.

Baca Juga: Gempa Bumi M 5,3 Guncang Waingapu NTT, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami

“Jika terjadi hujan lebih dari satu jam dan jarak pandang objek sekitar 30 meter tidak terlihat jelas, masyarakat di titik-titik rawan bencana harus segera mengevakuasi diri ke titik aman,” katanya.

Ia berharap masyarakat di provinsi berbasiskan kepulauan itu semakin menyadari pentingnya mitigasi bencana sehingga ketika ancaman bencana muncul, dampak kerugian dapat diminimalisasi terutama terkait keselamatan diri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya