SOLOPOS.COM - Pembalap Red Bull Formula One Daniel Ricciardo menikung saat latihan bebas di F1GP Belgia 22 August 2015 silam. JIBI/Reuters/Yves Herman

Formula One 2015 menjadi musim balapan buruk bagi tim Red Bull. Belum juga bertanding, Red Bull sudah harus menghadapi kenyataan pahit berupa hukuman penalti di GP Italia, di Sirkuit Monza.

Solopos.com, MONZA—Belum juga bertanding, Red Bull sudah harus menghadapi kenyataan pahit berupa hukuman penalti di GP Italia, di Sirkuit Monza, Minggu (6/9/2015). Tim juara dunia empat kali Formula One (F1) itu bakal menerima penalti 10 grid lantaran menggunakan jatah mesin baru melebihi batas maksimal yang diperbolehkan.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Kejadian semacam ini pernah mereka alami di GP Austria, 21 Juni lalu. Saat itu Red Bull menggunakan mesin kelima yang berarti melebihi jatah yang diperbolehkan, yakni empat kali pergantian. Hukuman itu membikin Daniil Kvyat membalap dari grid ke-15, sedangkan sang rekan, Daniel Ricciardo start ke-18.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami akan menggunakan mesin baru untuk kedua mobil. Mempertimbangkan jumlah mesin yang diperbolehkan kami mengambil risiko menghadapi penalti. Kami akan memakai strategi khusus di Monza. Kami tak ingin setelah dari Italia ke Singapura membawa mesin lawas dan membahayakan diri sendiri,” ujar Team Principal Red Bull, Christian Horner, dilansir planetf1.com, Senin (31/8/2015).

Rencana penuh risiko ini tak lepas dari target tim Banteng merah itu membidik podium di Monza. Tim pabrikan Austria itu ingin memori manis GP Hungaria, di Sirkuit Hungaroring, 26 Juli lalu, terulang. Saat itu Kvyat dan Ricciardo mendampingi pembalap Ferrari, Sebastian Vettel, di podium kedua dan ketiga.

Sayang, catatan impresif itu tak berlanjut di seri terakhir, GP Belgia, di Sirkuit Spa-Francorchamps, Minggu (23/8/2015). Kvyat masih bisa finis keempat, tapi Ricciardo harus menelan pil pahit tak bisa merampungkan balapan karena mengalami kegagalan pemulihan energi mesin pada mobil.

Kvyat sadar banyak pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan sebelum turun di Monza. Apalagi mesin Renault yang ia pakai tak cukup bagus untuk diajak bersaing merebut podium. Meskipun demikian, pembalap asal Rusia ini optimistis bisa menaklukkan Monza.

“Saya punya kenangan manis di sana saat masih membalap di ajang Renault 2.0 dan GP 3. Di Renault saya merebut pole dan menang. Sedangkan di GP 3 saya juga menyabet pole dan memenangi feature race dan finis kedua di sprint race,” jelas Kvyat, dilansir crash.net. (Farida Trisnaningtyas/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya