SOLOPOS.COM - Kondisi arus lalu lintas di perempatan Gemolong, Kamis (16/7/2015). (Abdul Jalil/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sragen menyusun enam kawasan strategis dalam pengembangan kota mandiri, bisnis, industri, investasi, pertanian, agribisnis, hingga pariwisata. Enam kawasan tersebut tertuang dalam dokumen rencana detail tata ruang (RDTR), turunan dari Peraturan Daerah (Perda) No. 1/2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Perda tersebut merupakan perubahan atas Perda No. 11/2011 tentang RTRW Tahun 2011-2031.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala DPUPR Sragen, Marija, menyampaikan RDTR itu merupakan perencanaan konsep tata ruang wilayah untuk 20 tahun ke depan. Ada enam RDTR yang mereka susun, di antaranya RDTR Kawasan Kota Sragen, serta RDTR Kawasan Industri dan Kota Mandiri Sambungmacan-Gondang. Selain itu ada RDTR Kawasan Kota Gemolong, RDTR Kawasan Strategis Betisrejo, RDTR Kawasan Agropolitas Miri-Sumberlawang, dan RDTR Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Untuk RDTR Kawasan Kota Sragen, menurut Marija, sudah selesai disusun dan tinggal penetapan.

Baca Juga: Sragen Bakal Punya Jembatan Terpanjang di Jateng, Kini Pembebasan Lahan

“Dalam pengembangannya, Kota Sragen akan memiliki perkantoran pemda terpadu, dan pusat bisnis Nglangon. Kemudian ada pasar hewan terpadu di Nglorog, pelebaran ring road utara menjadi empat jalur, termasuk pelebaran Jl. Ahmad Yani untuk menghubungkan Pasar Kota Sragen dan Pasar Bunder dengan pusat bisnis Nglangon,” ujar dia.

Mulai 2023, Pemkab akan membangun jalur Pungkruk-Gambiran menjadi empat jalur yang terhubung dengan jalan Solo-Sragen dan memudahkan akses ke exit tol Pungkruk.

Marija menerangkan car free day mungkin akan dipindah ke Jl. Dr. Sutomo Sragen yang menjadi jalan utama depan perkantoran pemda terpadu. Alun-alun Sasana Langen Putra dan kompleks Setda sekarang akan ditata tersendiri.

Dia menerangkan tidak semua dinas dan badan akan djadikan satu di kompleks pemda terpadu.  Namun hanya yang bersifat koordinatif. Seperti Satpol PP dengan pemadam kebakaran tidak masuk perkantoran terpadu. DPUPR yang memiliki banyak alat berat, ujar dia, juga tidak masuk perkantoran terpadu.

Baca Juga: Jembatan Terpanjang se-Jateng untuk Mendukung Agropolitan Miri Sragen

RDTR kedua ada di kawasan industri dan kota mandiri Sambungmacan-Gondang. Kawasan ini meliputi seluruh desa di Kecamatan Sambungmacan plus satu desa di Kecamatan Gondang, yakni Desa Gondang. Pengembangan kota mandiri di kawasan ini hanya seluas 600 hektare karena sisanya menjadi kawasan industri yang didukung dengan exit tol Toyogo, Sambungmacan, Sragen.

“Sekarang bisa dilihat mulai tumbuh industri-industri baru di kawasan itu,” kata Marija.

Gemolong jadi Perkotaan

RDTR ketiga berada di wilayah Gemolong. Kecamatan ini bakal menjadi kota mandiri yang cukup luas, yakni mencapai 1.500 hektare. Gemolong dirancang menjadi kota besar karena lokasinya yang strategis sebagai poros jalur Purwodadi-Gemolong dan jalur Salatiga-Surabaya.

Marija menerangkan pengembangan Gemolong ini ada keterkaitan dengan daerah-daerah sekitarnya, seperti Plupuh, Kalijambe, Tanon, Miri, dan Sumberlawang. Dia mengatakan keberadaan Gemolong juga mendukung konsep pengembangan The New Kemukus, Waduk Kedung Ombo (WKO), dan Sangiran.

Baca Juga: Jembatan di Sragen Ternyata Bukan yang Terpanjang se-Jateng, tapi Ini

“Kawasan ini didukung dengan adanya exit tol di Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Akhir 2022 mendatang, RDTR Gemolong dan Sambungmacan selesai. Progres kajiannya masih dalam asistensi kementerian terkait,” jelasnya.

RDTR keempat berada di kawasan Jambeyan, Jetis, dan Sukorejo (Betisrejo). Marija mengatakan Kawasan Strategis Betisrejo ini merupakan kawasan puncaknya Sragen. Wilayah ini cocok untuk pengembangan pertanian organik dan sentra buah durian. Hawanya yang sejuk, bisa terhubung dengan pengembangan wisata pemandian air panas Bayanan dan objek lain di wilayah kabupaten tetangga.

“RDTR kelima Agropolitan Miri sebagai sentra buah-buahan, peternakan, dan perikanan. Kami siapkan jembatan penghubung Gilirejo lama dan Gilirejo Baru yang panjangnya 600 meter dan lebar 6 meter. RDTR keenam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Sangiran yang dikembangkan sampai ke Plupuh dan Masaran,” jelasnya.

Marija menerangkan untuk daerah-daerah di luar RDTR, seperti Jenar, Tangen, Sukodono, dan Mondokan dibuka dengan pembangunan jalur lintas utara yang menghubungkan Sambungmacan hingga Sumberlawang.

Baca Juga: Waktu Pembangunan Fisik Jembatan Terpanjang se-Jateng Belum Pasti

“Kawasan itu bisa untuk kawasan industri berskala kecil. Seperti di Sumberlawang itu sudah mulai tumbuh industri-industri baru. Jadi kami yang mengolah barangnya dan DPMPTSP [Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu] sebagai marketingnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya