SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah kebanjiran. (Freepik)

Solopos.com, SOLO-Selama ini, warga yang berdomisili di dekat Sungai Bengawan Solo dan Kali Samin, Sukoharjo,  mengandalkan alat EWS peringatan dini banjir guna memantau ketinggian air sungai. Alat itu terdiri dari kotak kecil dan tabung pipa sepanjang 1,5 meter.

Tabung pipa itu bercat tiga warna yakni hijau, kuning dan merah. Apabila tinggi muka air sungai mencapai batas tabung pipa warna merah otomatis sirine alat EWS bakal berbunyi nyaring.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jumlah alat early warning system (EWS) peringatan dini banjir bertambah dari lima EWS menjadi enam EWS setelah Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo memasang satu alat EWS di sekitar Jembatan Glondongan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, tahun lalu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo memastikan seluruh alat EWS peringatan dini banjir berfungsi normal.

Jumlah alat EWS peringatan dini banjir dipasang di lima lokasi di Sukoharjo yakni Pengkol di Kecamatan Nguter, Serenan di Kecamatan Sukoharjo, Telukan dan Pandeyan di Kecamatan Grogol, dan Laban di Kecamatan Mojolaban. Kini, jumlah alat EWS peringatan dini banjir bertambah menjadi enam alat EWS setelah UNS Solo memasang satu alat EWS di sekitar Jembatan Glondongan, Kecamatan Polokarto.

Baca Juga: BPBD Sukoharjo Waspadai Banjir Susulan, Siagakan 70 Personel

Wilayah Kecamatan Polokarto dan Kecamatan Mojolaban merupakan daerah rawan bencana banjir saat musim penghujan. Saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi selama berjam-jam mengakibatkan ketinggian air Kali Samin bertambah secara signifikan. Air luapan Kali Samin meluap dan merendam hampir sebagian wilayah Polokarto.

“Alat EWS peringatan dini banjir di sekitar Jembatan Glondongan dipasang UNS Solo pada 2020. Wilayah Desa Wonorejo sering terendam banjir luapan Kali Samin,” kata Kepala Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Yusuf Aziz Rahma, saat berbincang dengan Solopos, Minggu (23/1/2022).

Biasanya, tinggi muka air sungai hanya sebatas tabung pipa warna hijau atau kuning sehingga sirine alat EWS belum berbunyi. Apabila curah hujan tinggi selama seharian penuh biasanya tinggi muka air mencapai batas tabung pipa warna merah.

Baca Juga: Panen Padi IP 400 di Sukoharjo Maret, Kini Petani Rajin Gropyokan

Hal ini peringatan bagi warga setempat agar mengungsi dari rumah lantaran air sungai bakal meluap menggenangi rumah-rumah penduduk. “Jika ketinggian air sungai mencapai tabung pipa warna kuning, warga harus siap-siap mengevakuasi diri ke lokasi aman. Luapan air Kali Samin tak hanya merendam rumah penduduk melainkan lahan pertanian,” ujar dia.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto, menyatakan masyarakat yang tinggal di dekat sungai diminta meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi. Air sungai bisa meluap dalam hitungan menit saat curah hujan tinggi.

Selama ini, masyarakat di daerah rawan banjir di Sukoharjo telah berulangkali mengikuti simulasi penanganan bencana banjir. Mereka harus mengevakuasi anggota keluarga saat air sungai mulai meluap ke rumah penduduk. Hal ini bagian dari mitigasi bencana banjir di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan Kali Samin.

Baca Juga: DLH Sukoharjo Belum Punya Data Terbaru Soal Ruang Terbuka Hijau

“Seluruh alat EWS peringatan dini banjir berfungsi normal. Tidak ada yang rusak. Sehingga bisa dioptimalkan masyarakat untuk memantau ketinggian air sungai saat turun hujan lebat,” kata dia.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya