SOLOPOS.COM - Dua dokter hewan melakukan swab oropharyngeal dan swab nasal pada sapi milik warga di wilayah Desa Ngrombo, Kecamatan Plupuh, Sragen, Kamis (19/5/2022). (Istimewa/Disnakan Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Enam ekor sapi di Sragen terindikasi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Sapi-sapi itu tersebar di Kecamatan Plupuh dan Tanon.

Temuan itu ditindaklanjuti oleh Tim dari Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B Surakarta, dengan pengambil sampel liur keenam sapi tersebut pada Kamis (19/5/2022). Pengambilan liur sapi menggunakan metode swab oropharyngeal dan swab nasal kemudian diuji di laboratorium di BBVet Wates.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Disnakkan Sragen, Rina Wijaya, mengatakan dari enam sapi itu, tiga ekor milik warga di Desa Ngrombo, Plupuh; tiga ekor milik warga di Desa Gading, Kecamatan Tanon.

Ekspedisi Mudik 2024

“Laporan yang di Tanon itu sebenarnya hanya satu ekor sapi yang masuk. Dalam pemeriksaan hewan itu, kami juga melibatkan unsur TNI, Polri, dan pimpinan kecamatan setempat. Selepas dari Plupuh, saya langsung ke Semarang untuk rapat koordinasi ihwal PMK. Uji laboratorium itu tidak langsung diketahui, tetapi ditunggu dari BBVet Wates,” jelasnya kepada Solopos.com.

Baca Juga: Isu PMK Merebak, Penjualan Sapi di Karanganyar Lesu

Sapi-sapi yang terindikasi terkena PMK tersebut, kata Rina, wajib diisolasi agar tidak bercampur dengan sapi lainnya yang sehat. Sapi itu juga tidak boleh dijual tetapi dipantau kesehatannya dengan pengobatan, jaga asupan makan yang teratur dan selektif dalam interaksi dengan hewan yang terindikasi.

Rina melanjutkan, para peternak juga harus menjaga kebersihan kandang dan penyemprotan disinfektan pada kandang secara berkala. Dia mengingatkan PMK ini bukan penyakit zoonosis, tidak menular dari hewan ke manusia.

Terpisah, Camat Plupuh, Edy Purwanto, mengatakan pihaknya akan mengawasi kasus tersebut. “Kami terus mengawal perkembangan kasus itu terus. Artinya, edukasi kepada peternak tetap dilakukan dengan harus dilakukan isolasi. Sapi yang dicurigai berpenyakit tidak boleh kontak dengan ternak lainnya. Pemilik kandang harus menjaga kebersihan dan protokol kesehatan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya