SOLOPOS.COM - Kebun jati unggul nusantara (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Kebun jati unggul nusantara (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

KULONPROGO—Jati Unggul Nusantara (JUN) dikembangkan di Samigaluh. Tanaman ini baru ditanam enam bulan lalu, namun saat ini tingginya telah mencapai tiga meter. Pemotongan pohon kayu ini diperkirakan mulai usia lima tahun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pengelola JUN, Tajuk, menjelaskan jati itu ditanam pada pertengahan November 2011 lalu. Ada 1.336 batang yang ditanam dalam satu hamparan lahan seluas 1,8 hektare di Dusun Dukuh Desa Purwoharjo Kecamatan Samigaluh. “Saat itu, tingginya baru sekitar satu meter,” ujarnya, ditemui Harian Jogja, Kamis (10/5).

Bibit tanaman itu terlihat seperti bibit jati kebanyakan, tapi harganya mencapai tiga kali lipat. Harga satu batang bibit jati lokal mulai Rp5.000 dan jati kultur haringan mulai Rp20.000. Adapun harga bibit JUN tersebut mencapai Rp60.000.

Ia menjelaskan, penanaman dilakukan di satu lahan khusus, yang dibersihkan dari semua jenis tanaman yang ada sebelumnya. Tujuannya, agar tanaman jati tidak berebut makanan dengan tanaman lain, serta mendapatkan panas matahari yang cukup.

Tajuk terlebih dahulu membuat lubang selebar 40 cm sedalam 40 cm dan diberi pupuk kompos dengan takaran dua kilogram per lubang. Jarak antar lubang yakni tiga meter. Setelah jati ditanam, pemeliharaan hanya membersihkan rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman. Pemupukan tanaman baru dilakukan pada usia tiga bulan, berupa pupuk NPK dengan takaran dua ons per tanaman, dan diulang pad ausia enam bulan. “Setelah itu, rata-rata pemupukan enam bulan sekali,” jelasnya.

Tajuk yang selama ini sering menanam padi di lahannya yang berada di Pegunungan Menoreh itu mengaku takjub dengan cepat tumbuhnya JUN tersebut. Dalam waktu enam bulan, tanaman ada yang telah mencapai tinggi tiga meter, namun rata-rata setinggi 2,5 meter.

Pertumbuuhan itu, sama tinggi dengan tanaman jati lokal yang telah berusia tiga tahun. Keunggulan lain yakni JUN tidak bercabang, tetapi membujur satu batang dengan daun yang lebar dan hijau. Dari pertumbuhan ini, menurutnya penjarangan atau pemotongan pohon untuk mengurangi tegakan tanaman, akan bisa dilakukan mulai usia lima tahun.

Berdasar informasi yang diterimanya, jika dipelihara dengan baik, maka dalam usia lima tahun, batang telah mencapai diameter 20 cm hingga 22 cm, setara dengan jati lokal usia 20 tahun.

Kepala Desa Purwoharjo, R. Matheus Joko Martono mengungkapkan tanaman itu bisa tumbuh subur karena tanah setempat berstruktur kapur.

“Kami berharap tanaman ini bisa menjadi contoh yang akan ditiru warga sekitar, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya