SOLOPOS.COM - Para pemudik yang menumpang Kereta Bengawan tiba di Stasiun Klaten, Senin (13/7/2015) malam.(Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN – Sebanyak 6.071 orang dipastikan mudik ke Klaten, sejak Jumat (27/3/2020)-Minggu (29/3/2020). Pemkab Klaten mengaku tak mampu membendung gelombang pemudik karena mereka sedang tidak bekerja di tanah perantauan.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, gelombang pemudik terbesar di Klaten berada di Kecamatan Bayat, yakni 629 pemudik. Sedangkan, jumlah pemudik terkecil berada di Kecamatan Polanharjo, yakni 30 pemudik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Viral! Beda Provinsi, Pasangan Ini Ijab Kabul Lewat Video Call

Para pemudik yang pulang kampung itu berasal dari daerah Jakarta dan berbagai daerah lainnya di Tanah Air. Sebagian dari mereka pulang ke kampung halaman dengan menggunakan transportasi umum, ada pula yang naik kendaraan pribadi.

Orang-orang yang mudik ke Klaten itu diminta proaktif turut mencegah persebaran virus corona dengan cara mengisolasi diri di rumah masing-masing selama 14 hari ke depan.

“Gelombang pemudik ini memang sulit dibendung. Soalnya mereka juga tidak bekerja dan tidak berjualan di tanah perantauan. Data yang dilaporkan masing-masing kecamatan itu sifatnya dinamis. Masing-masing pemudik itu statusnya orang dalam pemantauan [ODP],” kata Ketua Gugus Tugas (Gusgas) Percepatan Penanggulangan Virus Corona Kabupaten Klaten, Ronny Roekminto, kepada Solopos.com, Minggu (29/3/2020).

Atasi Corona, Pemkab Sragen Siapkan Dana Rp10 Miliar

Ronny Roekminto mengatakan para pemudik yang berasal dari daerah terjangkit virus corona wajib lapor ke Gusgas Covid-19 tingkat desa. Para pemudik tak perlu datang ke Puskesmas kecuali jika mengeluhkan demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan/sesak napas.

“Tugas Gusgas Covid-19 tingkat desa melakukan pencegahan melalui edukasi atau sosialisasi yang tepat terkait Covid-19. Kemudian mendata penduduk rentan sakit, mengindentifikasi fasilitas desa yang bisa dijadikan sebagai ruang isolasi, menyemprot disinfektan, menyediakan alat kesehatan untuk deteksi dini, serta menyediakan informasi terkait Covid-19,"

"Tak lupa juga dengan memastikan tak ada warga yang berkumpul atau berkerumun [termasuk menyiapkan penanganan terhadap warga yang berpotensi korban Covid-19],” katanya.

Jatuh Sakit Karena Kelelahan, Begini Kondisi Dokter Tirta

Pendekatan Persuasif

Kepala Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Jateng, Siti Farida, turut menyoroti gelombang pemudik dari tanah rantau. Hal itu termasuk yang terjadi di Klaten. Pendekatan persuasif perlu dilakukan supaya warga yang datang bersedia diperiksa kesehatannya.

“Langkah lainnya, Dinas Perhubungan (Dishub) di setiap kabupaten/kota perlu memantau di seluruh terminal di wilayahnya [mencatat jumlah pendatang]. Ini sebagai antisipasi, terutama jika ada orang yang di-screening awal yang memiliki gejala panas tinggi dan lainnya. Di setiap terminal kedatangan perlu disiapkan screening awal oleh petugas fasilitas kesehatan (Faskes). Termasuk di bandara-bandara,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya