SOLOPOS.COM - Workshop membatik digelar oleh Komunitas Brayat Krajan Sangiran pada acara Gebyar Krajan Keker pada Sabtu (5/11/2022) di Rumah Joglo Mbah Tugi, Dukuh Grogolan, RT 001, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Sragen. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 56 anak dari SD Negeri Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, belajar membatik tulis dalam workshop pada acara Gebyar Krajan Keker pada Sabtu (5/11/2022). Kegiatan itu digelar oleh Komunitas Brayat Krajan Sangiran di Rumah Joglo Mbah Tugi, Dukuh Grogolan, RT 001, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh.

Workshop tersebut merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Gebyar Krajan Keker. Sehari sebelumnya, yakni Jumat (4/11/2022), telah diselenggarakan pasar budaya, dan penampilan kesenian musik gambus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kemudian hari ini ada penampilan tari Rempeg Balung Buto, tari Jaran Kepang, dan workshop membatik pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB. Kemudian nanti sore dilanjutkan dengan workshop membuat layang-layang dan belajar menari,” terang pendamping Desa Budaya (Daya) Manyarejo, Paimin, saat ditemui Solopos.com, Sabtu.

Ekspedisi Mudik 2024

Acara tersebut merupakan salah satu fokus dalam pemberdayaan untuk regenerasi budaya bangsa, dengan sasaran anak-anak. Kegiatan ini didanai secara swadaya masyarakat, namun ada pendampingan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan. Paimin tidak menyebutkan detail jumlah dana tersebut.

Baca Juga: Dispora Sragen Kenalkan 3 Paket Wisata Sinau Sragen Keren

“Selain itu, istilah Krajan Keker digunakan karena mempunyai makna kuat pada segala bidang, yaitu bidang ekonomi, budaya, sosial, gotong royong, agama, dan sebagainya,” terang Paimin.

Salah satu pendamping workshop, Sukardi, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu upaya menjaga budaya adi luhung bangsa, yaitu batik, agar tetap lestari.

Anak-anak terlihat antusias dalam belajar membatik, mulai dari membuat sketsa awal hingga proses pemberian malam menggunakan lilin. “Senang bisa belajar batik, baru pertama kali, tadi gambar kupu-kupu. Tidak sudah membatik karena diajari,” terang salah satu anak, Nayla Marsya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya