SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Bisnis)

New York–Lebih dari separuh (54 persen) dari seluruh perusahaan di Amerika Serikat (AS) melarang pegawainya mengakses situs-situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, saat sedang bekerja.

Ini menurut survei pada lebih dari 1.400 perusahaan yang dilakukan oleh lembaga penelitian independen yang berbasis di California, Robert Half Technology.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti dikutip dari laman Digital Media, satu dari lima (19 persen) perusahaan mengizinkan situs-situs pertemanan tersebut digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.

Sedangkan 16 persen mengizinkan situs-situs itu digunakan untuk kepentingan pribadi tetapi secara terbatas, dan 10 persen lagi membiarkan pekerjanya memanfaatkan situs jejaring sosial tersebut untuk keperluan apapun.

Dave Willmer, direktur eksekutif Robert Half Technology, mengatakan, penggunakan situs jejaring sosial bisa memecahkan konsentrasi pegawai dari tugas utama mereka, sehingga dapat dimengerti mengapa banyak perusahaan membatasi akses pegawai ke situs-situs tersebut.

“Namun bagi beberapa profesi, situs-situs ini bisa menjadi alat bisnis yang efektif. Karena itu, satu dari lima perusahaan mengizinkan pegawainya mengakses situs-situs itu untuk sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan,” ujar dia.

Sedangkan studi yang dilakukan Deloitte, Beeline Labs, dan Society for New Communications Research menemukan bahwa, meski tengah terjadi resesi, 94 persen perusahaan tetap berinvestasi pada komunitas online dan media sosial.

vivanews/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya