SOLOPOS.COM - Darwis Triadi (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Ketepatan teknis dalam fotografi terletak pada kepiawaian mengatur komposisi permainan asa, kecepatan, dan diafragma. Namun ada kalanya cahaya alami atau matahari tak bisa diandalkan untuk pemotretan.

Di saat seperti inilah penghobi foto atau fotografer membutuhkan pencahayaan buatan. Kepekaan tambahan pemegang kamera pun mutlak diperlukan untuk menghasilkan gambar yang sempurna.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berbekal pengalamannya selama 35 tahun menggeluti dunia fotografi, Darwis Triadi membagikan ilmunya mengolah cahaya buatan dalam Workshop The Magic Lighting for Digital Photography yang digelar di Restoran Xing Wang Hartono Mall, Minggu (4/5/2014) siang.

Ekspedisi Mudik 2024

Fotografer senior ini memberikan contoh aplikasi penggunaan tiga lampu jenis Falconeyes Studio Flash, soft box, reflektor, dan payung. Darwis secara langsung memberikan contoh efek penggunaan cahaya buatan tersebut pada tiga model yang yang dibawanya.

“Cahaya itu kalau lebih dekat, lebih lembut hasilnya di wajah model. Permainan diafragma juga mempengaruhi ketajaman gambarnya,” papar Darwis di sela workshop.

Menurut Darwis, prinsip permainan cahaya buatan bisa diadaptasi dari penggunaan cahaya alami. Prinsip penggunaan cahaya utama, imbuhnya, tidak boleh dilupakan fotografer. “Banyak yang membuat foto dengan lighting yang dibuat dengan komposisi lampu yang menyilang. Hasilnya foto jadi flat [datar],” jelasnya.

Disinggung mengenai kualitas peralatan yang digunakan, fotografer kelahiran 60 tahun silam ini menilai peralatan yang mahal tidak menjadi jaminan kualitas hasil jepretan seseorang. “Kalau zaman fotografi analog, alat buatan Eropa atau Amrika memang betul-betul mempengaruhi kualitas. Tapi begitu masuk era digital, pinsip seketika luntur. Kalau bicara alat, kita bicara tuntutan dan profesionalisme saja,” pungkasnya.

Salah seorang peserta, Muhammad Farid Hibatullah, 16, mengatakan acara workshop ini memberikan pemahaman untuk optimalisasi permainan cahaya buatan. “Benar sekali yang dibilang tadi. Prinsipnya memang pemainan cahaya ini logika harus peka,” kata siswa Kelas XI SMA Assalam Surakarta ini, saat berbincang selepas acara.

Pelatihan fotografi ini diikuti 88 peserta asal Kudus, Jogja, Semarang, Temanggung, dan Jakarta. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Hartono Mall All About Photography bertema Chasing Solo Baru Dream. Selain workshop, juga digelar lomba foto bertema Capturing Soloraya, Hartono Mall on Camera, dan lomba foto Model and Lifestyle on Hartono Mall.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya