SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Jalan Lawu Karanganyar sepanjang 1,5 kilometer dari tugu batas kota atau replika tugu Tri Dharma hingga depan Rumah Dinas Bupati Karanganyar padat pada Minggu (28/4/2019) pagi.

Ribuan anak, remaja, dan dewasa berdandan layaknya penari. Mereka membentuk barisan menghadap selatan dan memanjang dari timur ke barat di jalan yang tengah jadi ajang car free day (CFD) itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tepat pukul 08.00 WIB, ribuan orang dari berbagai usia itu mulai menggerakkan badan mengikuti irama. Mereka memeragakan Tari Angsa.

Mereka adalah pelajar dari sejumlah SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di Kabupaten Karanganyar. Mereka menari di Jl. Lawu untuk memperingati Hari Tari Dunia yang diperingati setiap 29 April.

“Sebanyak 5.000 pelajar ikut serta dalam tari massal. Kami memilih Tari Angsa sebagai simbol kebersamaan. Durasi Tari Angsa delapan menit. Dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia. Selain itu, kami berharap kegiatan itu membuat pelajar terutama generasi muda mau mencintai tari sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Tarsa, kepada wartawan, Minggu.

Tarsa menyebut kegiatan itu sekaligus memperingati Hari Pendidikan Nasional 2 Mei. Tarsa berharap kegiatan menari massal itu bisa digelar rutin setiap tahun.

“Tari sudah mendunia. Diperingati setiap 29 April. Semoga kegiatan ini menjadi kalender tahunan. Siapa tahu juga dari Karanganyar bisa menghasilkan penari hebat,” ujar dia.

Salah satu peserta tari massal Hari Tani Dunia, Inas Jihan Na’fiah, mengaku mempersiapkan diri mengikuti tari massal itu sejak dua pekan lalu. Pelajar kelas X SMAN 1 Karanganyar itu berangkat bersama 99 orang temannya.

Dia menceritakan proses latihan dilakukan berkelompok. Masing-masing kelompok berlatih sendiri bersama koordinator.

“Latihan bersama kelompok masing-masing. Kami dibagi menjadi tiga kelompok dan latihan bersama koordinator. Kami latihan tiga kali. Itu latihan bersama. Latihan mulai setelah jam istirahat sekolah kedua. Rata-rata dua jam latihan. Agak susah menghafal gerakan karena ini pengalaman pertama. Tapi lama-lama bisa,” ujar dia.

Inas berharap agenda menari massal dilaksanakan rutin setiap tahun. Dia juga berharap perencanaan program menari massal itu dilakukan jauh-jauh hari sehingga peserta tari massal dapat mempersiapkan diri lebih lama.

Para peserta menyiapkan kostum dari sekolah masing-masing. Sementara itu Plt. Sekda Karanganyar, Sutarno, menyampaikan kegiatan menari massal diharapkan dapat memupuk rasa cinta dan bangga kepada kebudayaan Indonesia maupun lokal di Karanganyar.

Sutarno optimistis melalui kebudayaan dapat membentuk karakter generasi muda. “Generasi muda menjadi lebih santun dan lembut. Semoga ini bisa membentuk generasi yang sopan, santun, berkarakter, dan mengembangkan jiwa seni.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya