SOLOPOS.COM - Kondisi salah satu ruas jalan di Gunung Kemukus, Sumberlawang, Sragen, yang dijejali rumah-rumah karaoke dan kafe yang dihuni perempuan penjaja seks komersial. (JIBI/Solopos/Kurniawan/dok)

Gunung Kemukus Sragen menjadi sorotan karena praktik prostitusi.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 29 atau 50% dari 58 pekerja seks komersial (PSK) di kompleks Objek Wisata Gunung Kemukus positif mengidap infeksi menular seksual (IMS) yang menjadi pintu utama penularan HIV/Aids.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hal itu terkuak setelah tim dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Sragen menggelar kegiatan deteksi dini dan Edutainment HIV/Aids di kompleks Objek Wisata Religi Gunung Kemukus, Kamis (15/9/2016).

Pada kesempatan itu, KPA melakukan tes IMS untuk 58 PSK dan voluntary counseling and testing (VCT) untuk 65 PSK. Tes VCT digelar untuk mengetahui apakah ada PSK yang terjangkit HIV.

Namun, hasil dari tes VCT itu baru bisa diketahui Jumat (16/9/2016). ”Orang yang positif terkena IMS itu belum tentu terjangkit HIV. Namun, IMS adalah pintu utama masuknya HIV. Orang yang terkena IMS berpotensi menularkan HIV kepada orang lain atau mudah terinveksi HIV dari orang lain,” ujar Ketua Program KPA Sragen Wahyudi kepada Solopos.com.

IMS bisa langsung terdeteksi setelah tim memeriksa organ reproduksi dari para PSK. Meski belum tentu terjangkit HIV, kata Wahyudi, IMS justru memiliki efek yang lebih ganas.

Jika penderita IMS itu berhubungan seks dengan cara bergonta-ganti pasangan, penyakit kelamin itu akan mudah menular kepada pasangannya.

”Justru efek dari IMS itu lebih ganas daripada HIV. Kalau HIV masih bisa sehat meski virusnya tidak bisa hilang. Kalau IMS itu penyakit kelamin. Walau sudah diobati jika sudah stadium tinggi penularannya lebih ganas,” jelas Wahyudi.

Praktik prostitusi berkedok karaoke di kompleks Gunung Kemukus memang sempat menghebohkan dunia saat media asing memberitakannya pada 2015 lalu.

Pemkab Sragen akhirnya menutup tempat-tempat karaoke di kawasan Gunung Kemukus untuk membubarkan praktik prostitusi itu.

Setelah tempat-tempat karaoke ditutup, praktik prostitusi memang sempat berhenti. Namun, belakangan praktik prostitusi itu muncul kembali akibat kendornya pengawasan.

”Fakta di lapangan, masih ada banyak PSK yang wira-wiri di Gunung Kemukus. Ini membuktikan bila praktik prostitusi di Gunung Kemukus bangkit kembali,” kata Giyanto, 40, warga setempat kala ditemui Solopos.com, Selasa (13/9/2016).

Berdasarkan informasi yang dihimpun KPA Sragen, terdapat sekitar 200 PSK yang biasa mangkal di kompleks Objek Wisata Religi Gunung Kemukus. Karena keterbatasan waktu dan tenaga, hanya terdapat sekitar 25% PSK yang bisa mengikuti tes IMS dan VCT tersebut.

”Sebetulnya, tadi kami membatasi untuk 50 orang saja, tapi malah melonjak jadi 65 orang. Ini baru tahap pertama. Harapan saya dari sekitar 200 PSK itu bisa ter-screening semua supaya mereka bisa mengantisipasi dini terhadap penyebaran HIV,” terang Wahyudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya