SOLOPOS.COM - Seorang petugas menyemprot cairan disinfektan di tangga Pasar Ir Soekarno, Sukoharjo, Jumat (12/6/2020). (Solopos/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Hampir 50 persen pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo, Jawa Tengah, memilih tak berjualan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan diperpanjang menjadi PPKM Level 4.

Kondisi ini seiring sepinya pasar karena mobilitas masyarakat berkurang. Lurah Pasar Ir Soekarno Widadi mengakui pembatasan kegiatan selama PPKM Darurat membuat turunnya pengunjung pasar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Belum lagi adanya penyekatan jalan utama juga berpengaruh besar pada penyusutan pengunjung pasar. Mobilitas warga berkurang, kunjungan ke pasar juga berkurang. Hal tersebut berbanding lurus dengan pendapatan para pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo.

Baca Juga: Telan Anggaran Rp18,3 Miliar, Gedung MPP Sukoharjo Mulai Dibangun

Akibatnya banyak pedagang yang kemudian berhenti berjualan untuk sementara waktu karena sepi pembeli. “Biaya operasional lebih tinggi dari pendapatan, jadi banyak pedagang merugi jika nekat berjualan,” katanya, Minggu (1/8/2021).

Widadi mengatakan rata-rata pedagang yang masih konsisten berjualan adalah mereka yang memiliki pelanggan tetap. Pengunjung pasar setiap harinya hanya berkisar 40 persen selama PPKM ini.

Baca Juga: Balap Liar di Jalan Ahmad Yani Sukoharjo, 33 Pemuda Dicokok Polisi

Petugas selalu mengawasi pelaksanaan protokol kesehatan baik pengunjung maupun pedagang pasar. Bagi pengunjung tak bermasker, dilarang masuk area pasar. Petugas akan mengecek pengunjung yang datang. “Hanya mereka yang bermasker yang diperbolehkan masuk,” katanya.

Selain penerapan protokol kesehatan, program vaksinasi bagi pedagang Pasar Ir Soekarno Sukoharjo juga terus dikebut. Hingga kini sudah 75% pedagang tersebut yang sudah mendapatkan vaksin corona.

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo Jemput 27 Pasien Positif untuk Isolasi Terpadu

Tersisa sekitar 25% dari total 450-an pedagang yang belum divaksin. Pedagang yang belum divaksin karena tidak lolos saat dilakukan pemeriksaan atau screening.

Mereka yang belum lolos antara lain karena tekanan darah tinggi, punya penyakit bawaan, dan lainnya. Pedagang tersebut kemudian diikutkan antrean vaksinasi tahap berikutnya. “Yang belum vaksin tetap minta diantrekan kalau ada jadwal lagi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya