Solo (Espos)–Sekitar 50% dari total 300-an organisasi kemasyarakatan (Ormas) di Kota Solo timbul tenggelam alias tidak aktif.
Kepala Kantor Kesatuan Kebangsaan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Solo, Suharso mengakui verifikasi terhadap Ormas semacam itu sulit dilakukan lantaran pengurus Ormas biasanya tidak melaporkan pembubaran Ormas yang mereka bentuk.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Pengurus Ormas biasanya hanya memenuhi ketentuan mendaftarkan Ormas dengan mengisi berkas pendaftaran, tanpa memberikan laporan keberlanjutan kegiatan Ormas tersebut. Kondisi itulah, sebut dia, yang membuat pihaknya kesulitan melakukan langkah pembinaan.
“Yang diatur adalah pembentukan Ormasnya, dalam UU No 8/1985 Pasal 12. Kalau mereka bubar, boro-boro laporan, telepon saja tidak. Jadi kami memang kesulitan untuk verifikasi. Apalagi jumlah Ormas di Solo banyak, bisa mencapai 300-an. Hanya sekitar 50% yang aktif. Untuk itu, kami mengadakan koordinasi,” terang Suharso, di Balaikota, akhir pekan lalu
Disamping permasalahan dari Ormas, dia juga menilai minimnya dana yang dialokasikan untuk pembinaan dan kegiatan Ormas menjadi salah satu penyebab sejumlah Ormas tak terpantau.
Menurut Suharso sepanjang tahun 2009, pihaknya hanya mendapat kucuran dana Rp 40 juta untuk stimulan kegiatan Ormas. Jumlah tersebut diakui kurang jika dibandingkan kenyataan jumlah Ormas di lapangan.
Sementara itu, salah satu pengurus Ormas, dari LSM Lembaga Persada, Syahrir Rozie menilai Pemkot Solo perlu meningkatkan koordinasi dengan Ormas-Ormas yang ada di Solo. Selain itu, Pemkot juga diminta lebih membuka diri dan memberi peluang pada Ormas untuk aktif dalam beberapa kegiatan Pemkot.
tsa