SOLOPOS.COM - Pagar seng menutup lahan tempat gudang es angker yang dihuni keluarga miskin di Jajar, Laweyan, Solo, Jumat (19/6/2020) malam. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO -- Lahan kosong dan gudang angker yang dihuni satu keluarga miskin di Kelurahan Jajar, Laweyan, Solo, disebut-sebut bukan milik warga setempat.

Pemilik lahan itu juga diduga tidak tahu ada orang yang tinggal di propertinya. Lurah Jajar Sri Waluya Jati Utama menyebut pemilik tanah di Jl Prof Soeharso itu bukan warga Jajar atau warga Kota Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, pemilik tanah juga belum tahu lahannya ditinggali Agus Prayitno, 35, dan Noviyanti, 36, bersama tiga anaknya. "Dulu katanya hendak dibangun rumah sakit, tapi belum jadi. Informasinya pemilik tanah itu pengusaha, orang Karanganyar," ujarnya kepada Solopos.com, Senin (22/6/2020) siang.

16 Sepeda Motor Hasil Penggelapan Wanita Serengan Solo Sudah Boleh Diambil Pemiliknya, Ini Daftarnya!

Ia mengakui pagar seng dipasang di sekeliling lahan dan gudang angker di Jajar, Laweyan, Solo, itu agar lahan itu tidak dihuni orang. Sri Waluya pun tidak mengetahui awal mula keluarga Agus bisa mendiami bangunan itu.

Menurutnya, semula tanah itu dipasangi pagar dikarenakan ada komplain dari masyarakat karena banyak sampah. Lalu, saat pekerja memasang seng sempat ditanyai warga bahwa pemilik tanah itu warga Karanganyar.

Lurah Jajar itu juga menyebutkan semula keluarga Agus pernah mendiami bangunan milik kas RW 008 selama beberapa waktu. Setelah itu, Agus kembali ke wilayah asalnya di Kabupaten Karanganyar.

Kontak Erat Pasien Pertama Dari Jajar Solo Juga Positif Virus Corona

Saat Agus kembali ke Solo, Agus justru kembali ke jalanan sebelum menempati lahan dan gudang angker di Jajar itu selama lima tahun. "Tanah seluas itu sepertinya milik satu orang. Kalau dulu digunakan pabrik es saya kurang mengetahui itu disewa atau milik pemilik lahan," imbuh dia.

Sisi Kemanusiaan

Menurutnya, pemilik lahan juga belum mengetahui lahan itu ditinggali Agus. Menurutnya, jika pemilik lahan mengetahui tidak menutup kemungkinan keluarga Agus diminta pergi.

Ia menjelaskan pemerintah kelurahan dalam posisi serba-pakewuh. Dari sisi kemanusiaan, Agus memiliki tiga orang anak yang masih kecil, namun di sisi lain Agus menempati lahan yang bukan miliknya.

Round Up Data Kasus Covid-19 Kota Solo: Positif Tambah 1 Lagi Jadi 39, PDP 238, ODP 641 Orang

Ia mengaku tidak sampai hati jika harus meminta Agus meninggalkan lahan dan gudang angker di Jajar, Solo, itu sebelum ada lokasi lain yang bisa ditempati. "Jelas keadaannya sangat tidak memadai, semak belukar juga banyak sampah," ujar dia.

Menurutnya, saat ini pemerintah sedang berupaya mengurus data kependudukan keluarga Agus. Hingga saat ini keluarga Agus belum memiliki data kependudukan yang jelas termasuk surat nikah.

Seperti diberitakan, pasangan Agus-Novi yang tinggal di gudang angker wilayah Jajar, Solo, bersama tiga anaknya selama lima tahun ternyata belum menikah secara resmi di KUA. Hal itu menyulitkan ketika mengurus data kependudukan termasuk untuk bantuan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya