SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengecek pompa air di Rumah Pompa Kali Sringin, Kota Semarang, Kamis (2/1/2019). Pompa air itu berfungsi menanggulangi luapan air yang menyebabkan banjir. (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ingin lima pompa pengganti untuk pengendalian banjir Semarang  bisa dioperasikan paling lambat akhir Januari 2020.

Dengan lima pompa yang beroperasi penuh, maka Kementerian PUPR yakin dapat mengoptimalkan sistem polder Kali Sringin. Sistem itu dianggap penting dalam pengendalian banjir di Semarang bagian timur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Saya menilai keberadaan lima pompa air ini sangat penting dan harus beroperasi penuh selama 24 jam. Apalagi Februari diprediksi BMKG masih berpotensi turun hujan lebat," kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya yang dikutip Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Minggu (12/1/2020).

Sistem polder Kali Sringin dirancang untuk dapat menyedot air hingga 10 m3/detik atau 10.000 liter/detik dengan lima pompa berkapasitas masing-masing 2.000 liter/detik berfungsi memompa air ke laut.  "Dari lima pompa yang ada hanya satu yang beroperasi optimal. Untuk itu saya minta ganti semua dengan yang baru kelima pompanya," ujarnya.

Dari hasil pengecekan lapangan yang dilakukan Menteri Basuki, menurutnya saat ini ketinggian air di Kali Sringin masih dalam batas aman untuk menghadapi terjadinya hujan deras dalam waktu yang  lama.  Dia mengatakan penggantian pompa tersebut akan dilakukan secara bertahap, di mana pada hari Selasa (14/1/2020) nanti akan dipasang dua pompa baru.

Ia mengatakan, dirinya akan terus mengawasi perbaikan dan pemasangan pompa air di Kali Sringin ini, karena sangat vital dalam menangani dan mengendalikan air rob dan banjir di Semarang bagian Timur. "Tadi disampaikan ada tiga yang masih dirakit, saya juga sudah lihat langsung ke tempat perakitannya," ujarnya.

Adapun beroperasinya pompa di Kali Sringin dan Kali Tenggang telah dapat mengatasi banjir rob yang sering menggenangi wilayah Genuk, Kaligawe dan sekitarnya. Untuk menahan limpasan rob, dibangun tanggul rob yang membentang sepanjang 2,17 km dari

Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), melingkari kawasan industri Terboyo hingga Kali Sringin. Kementerian PUPR melalui BBWS Pemali Juana bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang, sejak Desember 2016 memulai pekerjaan pembangunan pengendali rob Semarang yang dibagi dalam dua paket pekerjaan, yakni sistem polder Sringin dan Tenggang.

Pekerjaan Paket I mencakup pembuatan kolam retensi Banjardowo berkapasitas 30.000 m3, normalisasi serta perbaikan parapet Kali Sringin, pembangunan pintu muara dan Polder Kali Sringin dengan tanggul dari Kali Tenggang ke Sringin. Pekerjaan paket I dilakukan kontraktor PT Adhi Karya-PT. Basuki, KSO dengan pendanaan APBN 2016-2019 senilai Rp 202,12 miliar.

Sementara itu, untuk pekerjaan  Paket II berupa pembuatan kolam retensi Rusunawa Kaligawe berkapasitas 66.000 m3, pembangunan pintu muara dan Polder Tenggang di muara Kali Tenggang, dengan tanggul penahan di kawasan terminal dan industri Terboyo dan normalisasi serta perbaikan parapet Kali Tenggang.  Polder Tenggang dilengkapi pompa berkapasitas 6 x 2 m3/detik. Pekerjaan paket II dilakukan kontraktor PT. Wijaya Karya=PT. AMB, KSO dengan pendanaan APBN 2016-2019 senilai Rp 259,26 miliar.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya