SOLOPOS.COM - Petugas Polri dan TNI Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, melakukan patroli di daerah rawan bencana di lereng Merapi, Jumat (6/11/2020). (Solopos-Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI -- Para pengungsi dari daerah rawan erupsi Gunung Merapi yang menempati tempat penampungan pengungsi sementara atau TPPS Desa Klakah, Kecamatan Selo, Boyolali, sudah mulai jenuh.

Beberapa pengungsi bahkan ada yang meninggalkan TPPS setelah mengungsi kurang lebih lima pekan. Pemerintah desa terus mengimbau agar masyarakat tetap waspada.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai informasi, saat ini sudah lebih dari lima pekan sejak hari pertama evakuasi warga kelompok rentan dari desa tersebut ke TPPS. Kepala Desa Klakah, Marwoto, mengatakan sebagian warga yang mengungsi sudah menunjukkan kejenuhan.

Flyover Purwosari Solo Dibuka Senin Pukul 08.00 WIB, Begini Pengaturan Lalu Lintasnya

"Kondisi pengungsian naik turun [jumlah pengungsi]. Pengungsi tidak betah, banyak yang izin pulang. Kondisi kalau siang kebanyakan anak-anak. Remaja kalau sore turun [ke TPPS] karena memang ada jadwal piket," katanya kepada Solopos.com, Sabtu (19/12/2020).

Marwoto mengatakan dengan kondisi Gunung Merapi saat ini, ia tak henti-hentinya mengimbau pengungsi dari lereng Merapi Boyolali agar bertahan di TPPS. "Sebenarnya kami juga tidak memperbolehkan [pengungsi pulang], tapi dengan pertimbangan ekonomi, harus bercocok tanam, mengurus ternak dan sebagainya, kami juga tidak bisa menahan mereka," katanya.

Sebelumnya, Marwoto mengatakan pada pagi hari sebagian pengungsi meminta izin menjenguk rumah, kemudian sore harinya kembali ke TPPS. Namun kini ada yang kembali ke TPPS, tapi juga ada yang tidak kembali.

Datang Lagi ke Giriroto Boyolali, Menteri Pertanian Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan

Kebutuhan Logistik

Jumlah pengungsi yang bertahan di TPPS pun berubah-ubah. Pada Jumat (18/12/2020), tercatat ada sekitar 119 pengungsi. Namun pada sore hari sudah turun menjadi 72 orang saja.

Pada sisi lain, mengenai kebutuhan logistik pengungsi dari daerah rawan bahaya erupsi Merapi Boyolali, ia mengatakan masih mencukupi. Meskipun sempat ada kekosongan untuk kebutuhan bumbu dapur dan elpiji.

Kemudian untuk petugas keamanan dan sukarelawan, hingga kini juga masih bersiaga. Meski jumlah pengungsi yang naik turun, ia mengatakan posko dan TPPS Desa Klakah tetap buka.

Surati Bupati, Ratusan Tenaga Honorer K2 Sragen Minta Ini Untuk 2021

Hal itu karena status darurat Merapi untuk wilayah Boyolali masih berlaku hingga 31 Desember 2020. "Untuk warga yang izin pulang intinya kami tidak mengizinkan. Kami sudah sampaikan ketika ada situasi yang mengkhawatirkan, secara mandiri saya suruh datang ke TPPS. Warga juga terus kami ajak untuk tetap siaga," ujarnya.

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada tanggal 11-17 Desember yang diunggah via akun Instagram BPPTKG, status aktivitas Gunung Merapi masih siaga. Dalam pekan ini kegempaan Gunung Merapi tercatat 217 kali gempa vulkanik dangkal, 1.621 kali gempa fase banyak.

Serta enam kali gempa low frekuensi, 284 kali gempa guguran, 303 kali gempa hembusan dan sembilan kali gempa tektonik. Namun intensitas kegempaan pada pekan ini disebut lebih rendah dibandingkan pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya