SOLOPOS.COM - Kepulan asap di lereng Gunung Merbabu di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali. (Istimewa/Dok. Iswando)

Solopos.com, MAGELANG — Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Starto yang terletak di Jawa Tengah. Secara administratif, gunung ini membentang di tiga kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Semarang.

Dikutip dari Wikipedia, Sabtu (20/11/2021), Gunung Merbabu memiliki tempat pertapaan yang terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik, seorang sastrawan Sunda yang mengelilingi tanah Jawa dan Bali. Secara etimologi, nama Merbabu berasal dari kata “Meru” yang berarti gunung dan “Abu”  sehingga secara definitif, Merbabu berarti Gunung Abu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gunung Merbabu juga dikenal dengan jalur pendakian yang menjadi target para pendaki dan pencinta alam. Namun, Gunung Merbabu juga memiliki unsur mistis yang kaut dan tidak sedikit para pendaki yang mengalami kejadian mistis saat berada di jalur pendakian Gunung Merbabu ini. Dilansir dari Okezone.com, ada lima kemistisan di jalur pendakian Gunung Merbabu, yaitu:

Baca Juga: Lahan Diserbu Kawanan Kera, Petani di Jepara Pasrah

Macan Merbabu

Macan Merbabu atau dikenal juga dengan sebutan hantu macan loreng diceritakan suka mengganggu dengan aumannya yang tidak berwujud. Bahkan pernah ada kematian seorang wanita yang diduga diserang oleh mahkluk gaib berupa macan tersebut pada 2008 silam. Saat ditemukan, wanita itu tewas dalam keadaan ada luka gigitan binantang buas. Berita ini menjadi kontroversial karena masyarakat yakin bahwa di Gunung Merbabu sudah tidak ada lagi macan atau harimau.

Watu Gubug

Keangkeran watu gubug sudah familiar di kalangan pendaki yang pernah atau biasa melalui jalur Thakelan. Batu tertumpuk menyerupai gua kecil di jalur tersebut konon menjadi pintu masuk kerajaan gaib Gunung Merbabu dan katanya sering didatangi untuk ritual dan sering juga dijadikan pendaki untuk berteduh.

Setan Minta Gendong

Konon di Pasar Setan yang dikenal dengan Pasar Dieng Gunung Merbabu sering ada setan yang minta gendong kepada pendaki. Mahkluk halus tersebut akan duduk di atas pendaki dan tanpa disadari pendaki mengarahkan mereka ke puncak gunung. Biasanya setan minta gendong memilih pendaki yang suka mengeluh dan muncul dengan mengeluarkan aroma wewangian yang menyengat.

Baca Juga: Hiiii… Ada Ular Naga di Air Terjun Sumuran Telomoyo

Mahkluk Tinggi besar

Dikenal juga dengan nama lain genderuwo ini, menurut mitos kerap beredar di antara para penduduk dan pendaki di Gunung Merbabu saat malam hari. Mahkluk ini dijadikan peringatan bagi para pendaki agar selalu menghormati gunung dengan menjaga perilaku dan lingkungan sekitar.

Kerajaan Puncak Gunung

Kerajaan gaib ini adalah yang paling banyak dipercayai masyarakat. Konon, ketika Dinasti Mataram berkuasa, Gunung Merbabu dijadikan sebagai pusat pemerintahan, tepatnya di Puncak Kenteng Songo. Bersamaan dengan itu, kerajaan gaib juga ada di tempat tersebut. Kerajaan gaib itu memiliki sarana dan prasarana seperti alun-alun, pintu gerbang, jalan, pasar dan lainnya. Alun-alun kerajaan gaib Gunung Merbabu konon terdapat di Pos IV Lempong Sampan. Lalu ada dua pasukan yang masing-masing berseragam merah dan hijau.

Mitosnya, siapapun yang menyerupai warna seragam pasukan merah akan diusir, sebaliknya akan dterima oleh pasukan warna hijau. Karenanya, pendaki disarankan tidak memakai pakaian warna merah atau hijau saat mendaki Gunung Merbabu untuk menghindari sesuaitu yang tidak diinginkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya