SOLOPOS.COM - Ilustrasi kuliner ekstrem asal Gunungkidul (Pesona Indonesia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kabupaten Gunung Kidul, DIY, dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah merupakan dua wilayah berdekatan yang berada di pesisir Pantai Selatan Jawa. Kedua wilayah ini mempunyai olahan makanan yang cukup ekstrem.

Tak jarang para wisatawan yang penasaran akan mencoba makanan ekstrem di Kabupaten Gunung Kidul dan Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Inilah lima makanan ekstrem di Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri:

Baca Juga: Jenang Saren, Kuliner Legit Khas Solo yang Mulai Langka

Ekspedisi Mudik 2024

1. Belalang

Belalang kayu menjadi salah satu olahan ekstrem yang mudah ditemui di Gunung Kidul dan Wonogiri. Olahan berprotein tinggi ini sangat jarang di makan kebanyakan orang. Namun bagi warga Kabupaten Wonogiri dan Gunung Kidul, belalang sudah biasa menjadi lauk.

Olahan  belalang tidak direkomendasikan bagi orang yang memiliki alergi dengan hewan berprotein tinggi. Belalang banyak ditemukan di semak dan pohon jati daerah Wonogiri dan Gunung Kidul, pesisir selatan Jawa.

2. Jangkrik

Seperti informasi dari video yang diunggah di akun Youtube, Faeyza_Ihsan76, seperti ditilik Solopos.com, Minggu (6/6/2021), warga Kabupaten Gunung Kidul banyak yang beternak jangkrik untuk dikonsumsi. Hewan ini biasa diolah dengan cara digoreng, dibuat rempeyek, dan juga pakan burung. Olahan makanan ekstrem ini juga memiliki kandungan berprotein yang tinggi.

Masyarakat di daerah Pracimantoro, Wonogiri, biasanya mencari jangkrik di sawah pada malam hari atau disebut nyuluh.  Mereka menggunakan obor dari bambu dan sumbu kain saat berburu jangkrik. Pencarian biasanya dilakukan berkelompok dengan dua sampai lima orang menggunakan ember.

Baca Juga: Usaha Sambal Niti Sari Bertahan di Tengah Pandemi dengan Diversifikasi

3. Puthul atau Rampal

Hewan sejenis kumbang yang disebut puthul atau bernama Latin Phyllophaga hellery biasa diolah dengan direbus kemudian digoreng. Serangga ini juga bisa diolah dengan bumbu bacem sehingga rasanya lebih lezat.

Puthul merupakan sejenis kumbang yang biasa hidup di dedaunan dan hanya bisa dijumpai pada awal musim hujan. Serangga ini biasanya muncul pada sore hari menjelang magrib. Puthul termasuk hama yang merusak tanaman dan menjadi musuh para petani.

Baca Juga: KULINER SOLO : Segarnya Sup Tulang Kambing Tanpa Santan

4. Kepompong Ulat Jati

Kepompong ulat jati atau enthung biasanya diolah dengan digoreng dan menjadi disantap bersama nasi hangat. Masyarakat Kabupaten  Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul hingga sekarang banyak yang mengonsumsi olahan kepompong ulat jati. Tak hanya enthung, ulat jati juga diolah menjadi makanan dengan cita rasa gurih.

5. Kempompong Ulat Johar

Kepompong ulat johar atau enthung johar merupakan makanan ekstrem ini biasanya digoreng untuk lauk.

Baca Juga: PESTA RAKYAT : Tak Sampai Satu Jam, 300 Serabi Notosuman Ludes

Siapa sangka harga enthung justru lebih mahal dari daging ayam. Pada 2019, harga per kilogram enthung johar cukup mahal, berada di kisaran Rp75.000.

Kepompong ulat johar harganya mahal karena tidak setiap saat dapat diburu dan lokasinya berada di ketinggian. Masyarakat yang ingin mencoba makanan ekstrem ini namun enggan berburu sendiri bisa membeli di pasar Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya