SOLOPOS.COM - Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Ferdy Sambo, ketika menyampaikan kesaksian dalam persidangan, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (7/12/2022). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

Solopos.com, JAKARTA – Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo, tampil menjadi saksi untuk tiga mantan anak buahnya yakni Bripka Ricky Rizal, Bharada Richard Eliezer dan Kuat Ma’ruf di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).

Kesaksian Sambo mendapatkan bantahan keras dari Bharada Richard Eliezer karena menurutnya diliputi kebohongan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berikut lima kebohongan Ferdy Sambo menurut Richard Eliezer, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube metrotvnews.

1. Perintah membunuh di rumah Jl. Saguling

Ferdy Sambo menyatakan di sidang bahwa ia meminta Richard Eliezer agar mem-back up dirinya yang akan meminta klarifikasi kepada Brigadir Yosua terkait pelecehan terhadap Putri Candrawathi di rumah Magelang pada 7 Juli 2022.

Baca Juga: Bantah Richard Eliezer, Ferdy Sambo Klaim Tak Ingin Yosua Dibunuh

Menurut Eliezer, saat dirinya dipanggil ke lantai 3 rumah Jl. Saguling pada 8 Juli 2022 sore, Sambo langsung memerintahkan dirinya untuk menembak Yosua.

“Jadi perintah agar saya mem-back up dia itu tidak ada. Dia langsung meminta saya untuk menembak Yosua, langsung ceritakan skenarionya soal tembak menembak,” katanya.

2. Pemberian amunisi

Richard Eliezer menyatakan saat dirinya diperintahkan untuk menembak Yosua, Sambo langsung memberikannya sekotak amunisi agar diisikan ke pistol miliknya.

“Saat berada di lantai 3 rumah Saguling beliau langsung memberikan sekotak amunisi kepada saya. Kalau saja CCTV di lantai 3 itu tidak rusak semuanya akan lebih jelas,” katanya.

Baca Juga: Sambo Tuntut Bharada Richard Eliezer juga Dipecat dari Polri

Sementara Ferdy Sambo menyatakan tidak pernah memberikan amunisi kepada Richard Eliezer.

3. Tidak ada klarifikasi terhadap Yosua.

Saat berada di rumah dinas Jl. Duren Tiga, Sambo berkilah dirinya memanggil Yosua untuk dimintai klarifikasi terkait laporan Putri Candrawathi telah dilecehkan.

Namun Eliezer menyatakan klarifikasi itu tidak pernah ada.

Baca Juga: Misteri Perempuan Menangis di Rumah Jl Bangka, Sambo Bantah Ada Perselingkuhan

“Pada saat almarhum Yosua masuk, beliau langsung menarik leher dan mendorongnya ke depan lalu menyuruhnya berlutut. Tidak ada klarifikasi sama sekali,” kata Eliezer.

4. Perintah Hajar Chad

Eliezer memastikan pernyataan Sambo bahwa dirinya memerintahkan agar Yosua dihajar dan bukan ditembak adalah bohong.

Menurut Eliezer, saat Yosua dibawa masuk Sambo langsung memerintahkan dirinya menembak seniornya tersebut.

“Soal perintah hajar, tidak benar. Beliau mengatakan kepada saya dengan keras, dengan teriak, ‘hei kau tembak, kau tembak cepat'” kata Eliezer.

5. Sambo menembak Yosua

Sambo menyatakan kaget saat Eliezer menembak Yosua. Bahkan Eliezer disebutnya sampai lima kali menembak. Sambo juga membantah informasi yang menyebut dirinya ikut menembak Yosua.

Atas tudingan tersebut, Eliezer tegas membantahnya.

Baca Juga: Seret Nama Komjen Agus Andrianto, Ismail Bolong Kini Diperiksa di Bareskrim

“Saya bantah itu, saya melihat beliau menembak Yosua. Soal saya menembak sampai lima kali itu, saya membantahnya,” kata Eliezer.

Hakim ketua Wahyu Iman Santoso lantas meminta tanggapan kepada Ferdy Sambo atas bantahan Eliezer.

“Saya tetap pada kesaksian saya, Yang Mulia,” tandas Sambo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya