SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA: Sekitar lima juta penduduk dunia diperkirakan menderita penyakit lupus, yakni penyakit autoimun kronik yang sering menyerang wanita muda dan usia anak-anak.

“Secara epidemiologi, 90 persen penyakit lupus menyerang perempuan serta 10 persen anak-anak dan laki-laki,” kata dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Agus Widyatmoko di Jogja, Sabtu (23/5).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Lupus, jelas Agus, terjadi karena adanya kelebihan aktivitas sistem imunitas dan sistem itu menyerang tubuh sendiri. “Lupus dapat menyerang beberapa jaringan dan organ tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan kematian,” katanya.

Ia mengatakan, penyebab lupus saat ini belum diketahui dengan pasti. Faktor lingkungan dan genetik memiliki peranan penting dalam timbulnya penyakit itu. Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain infeksi, antibiotik khususnya golongan sulva dan penicillin, sinar ultraviolet, stres berat, beberapa jenis obat-obatan, dan hormon.

Gejala lupus antara lain nyeri sendi, pembengkakan sendi, demam lebih dari 38 derajat Celcius, kelelahan berlebihan, anemia, kelainan ginjal, nyeri dada saat bernapas, sensitif sinar matahari, rambut rontok, kelainan pembekuan darah, dan perubahan jari menjadi putih kebiruan saat dingin.

Ia mengatakan, rasio penderita lupus di Amerika Serikat adalah 1:2.000 orang, China 1:1.000 orang, dan keturunan Afro-Karibia 1:500 orang. “Angka harapan hidup lima tahun untuk penderita lupus berkisar 75-98 persen. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya