SOLOPOS.COM - Manusia kayu asal Sragen, Sulami membaca Alquran, Rabu (31/5/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN – Setelah menjalani perawatan intensif selama lima hari di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, Sulami, 39, yang berjuluk manusia kayu sudah pulang ke rumahnya di Dusun Selorejo Wetan, RT 31, Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen, Rabu (14/4/2021).

Kabar kepulangan Sulami ke rumah itu disampaikan adik kandungnya, Susilowati. Setelah menjalani perawatan intensi selama lima hari, kondisi Sulami berangsur membaik. Hingga pada Rabu siang, dokter yang menanganinya memperbolehkan Sulami pulang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Mbak Sulami sudah pulang baru saja. Total habis enam kantong darah [selama lima hari dirawat]. Alhamdulillah, semua biaya perawatan termasuk pembelian kantong darah sudah dikaver oleh BPJS Kesehatan,” jelas Susilowati kepada Solopos.com.

Baca juga: Waduh, Sulami “Si Manusia Kayu” Sragen Dilarikan ke Rumah Sakit

Sulami dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya menurun pada Jumat (9/4/2021). Sebelum dibawa ke rumah sakit, Sulami hanya bisa terbaring lemas diranjang dalam beberapa hari. Oleh keluarga, Sulami si manusia kayu akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan ada gejala penyakit kurang darah atau anemia.

“Gejalanya sakit perut sama muntah darah, eh ternyata kurang darah,” ujar Susilowati.

Sejak Minggu, kondisi kesehatan Sulami sudah mulai membaik. Ia sudah bisa diajak komunikasi oleh dokter maupun keluarga. Namun, dokter baru mengizinkan ia pulang pada Rabu siang.

Baca juga: Jenang Ayu Mbah Rajak, Kuliner Legend Sragen Incaran Pemudik

Sulami menderita penyakit yang cukup langka yakni bamboo spine atau punggung bambu. Penyakit dengan istilah medis Ankylosing Spondylitis ini diderita Sulami karena faktor genetik.

Penyakit bamboo spine membuat tulang-tulang belakang Sulami menyatu. Penyakit itu juga sudah menjalar ke tulang tangan dan kaki. Hal itu membuat anggota tubuh Sulami menjadi kaku layaknya kayu. Itu sebabnya, Sulami mendapat julukan manusia kayu oleh warga.

Baca juga: Kuliner Botok Bukur – Sega Plontang Khas Sangiran Sragen, Gurih Nyoi!

Pempers khusus orang dewasa dan tisu basah saat ini menjadi barang yang paling berharga bagi Sulami. Sulami tercatat sebagai penerima bantuan program keluarga harapan (PKH). Segala kebutuhan Sulami saat ini banyak bergantung kepada Susilowati.

Untuk menambah penghasilan, Susilowati biasa bekerja dengan berjualan cabai dan terong sementara Sulami bekerja membuat kerajinan tangan seperti gantungan kunci, dompet dan tas dari bahan dasar mote. Aneka kerajinan tangan itu biasa dibuat Sulami sambil tiduran di ranjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya