SOLOPOS.COM - Adegan dalam film Yuni. (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SOLO-Ada sejumlah film Indonesia berjaya di kancah perfilman internasional selama 2021. Karya anak bangsa ini berhasil menyabet berbagai penghargaan di festival film internasional.

Keberhasilan film Indonesia berjaya di kancah perfilman internasional ini tentu menjadi angin segar bagi industri sinema yang sempat terpuruk gara-gara pandemi Covid-19. Hal ini sekaligus membuktikan produksi film Indonesia tidak lesu sekali pun dihantam pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berikut adalah daftar film Indonesia yang berjaya di kancah perfilman internasional seperti dikutip dari Bisnis.com pada Selasa (28/12/2021):

1. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Salah satu film Indonesia yang berjaya di kancah perfilman internasional adalah Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas. Film yang disutradarai oleh Edwin serta diproduseri oleh Muhammad Zaidy dan Meiske Taurisia ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Eka Kurniawan.

Baca Juga: Lyodra Ginting Masuk 8 Besar Wanita Tercantik Dunia versi TC Candler

Dibintangi oleh Marthino Lio, Ladya Cheryl, dan Sal Priadi, film ini berkisah tentang Ajo Kawir, seorang jagoan yang tak takut mati. Impotensi yang dideritanya terus mendorongnya untuk berkelahi guna memperlihatkan bahwa ia adalah sosok yang jantan. Namun, semua itu mulai berubah saat ia bertemu dengan Iteung dan jatuh cinta kepadanya.

Lepas dari itu, sebelum tayang di bioskop di Indonesia, film ini sempat diputar dalam Locarno International Film Festival. Dalam ajang tersebut, Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas pun memenangi penghargaan tertinggi, yakni Golden Leopard.

2. Yuni

Tak sekadar berkesempatan tayang perdana di Festival Film Internasional Busan 2021 dalam program A Window on Asian Cinema, film garapan Kamila Andini ini juga berhasil memenangkan penghargaan Platform Prize di Toronto Internasional Film Festival atau TIFF 2021.

Seperti judulnya, film yang terpilih mewakili Indonesia di ajang Piala Oscar 2022 tersebut berkisah tentang Yuni, seorang remaja cerdas yang bercita-cita ingin kuliah. Namun, pada suatu hari, Yuni dilamar oleh seorang pría yang tidak ia kenal. Ia yang menolak lamaran tersebut lantas menjadi bahan pembicaraan orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga: Berpose Bareng Lee Jung Jae, V BTS Diminta Main Squid Game

Singkat cerita, sebuah mitos, yakni perempuan yang menolak tiga lamaran tidak akan pernah menikah tiba-tiba menghantuinya. Tekanan yang dirasakan Yuni lalu semakin besar saat datang lelaki ketiga yang ingin memperistrinya. Ia pun menjadi bimbang, apakah harus memercayai mitos atau mengejar mimpinya.

3. Penyalin Cahaya

Film drama thriller karya sutradara Wregas Bhanuteja ini masuk dalam program kompetisi utama New Current dan tayang perdana di Busan International Film Festival pada 8 Oktober 2021. Penyalin Cahaya bercerita mengenai Sur yang harus kehilangan beasiswanya lantaran dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai swafotonya dalam keadaan mabuk beredar. Sementara itu, Sur sendiri lupa dengan apa yang terjadi pada dirinya. Kala itu, ia hanya ingat bahwa dirinya datang ke pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya.

Sur kemudian meminta bantuan Amin, teman masa kecilnya sekaligus seorang tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta.

Baca Juga: Waduh! Gara-Gara Unggah Foto Ini, Anya Geraldine Diteriaki Pelakor

4. Laut Memanggilku

Lewat Laut Memanggilku, Tumpal Tampubolon berhasil memenangkan penghargaan Film Pendek Terbaik Asia (Sonje Award) di ajang Busan Internasional Film Festival (BIFF) 2021. Film ini berkisah tentang Sura, anak nelayan yang hidup sebatang kara. Suatu hari, Sura menemukan sebuah boneka di pantai. Ia lalu menjadikan boneka itu sebagai kawan dan pengganti orang tuanya. Namun, kebahagiaan Sura terancam oleh Argo yang mana ingin merenggut boneka dari tangannya.

5. Dear to Me

Dear to Me adalah film pendek bertema LGBT karya Monica Vanesa Tedja. Film tersebut sebetulnya merupakan tugas akhirnya dalam program magister jurusan penyutradaraan film di Konrad Wolf Film University of Babelsberg, Jerman.

Ia bercerita tentang seorang warga negara Indonesia bernama Tim yang sedang berlibur bersama orang tuanya di sebuah pulau terpencil. Di pulau itu, penduduk setempat mempercayai, jika seseorang melihat rusa, dia akan bertemu jodohnya. Tim yang masih melajang, lalu berharap bisa melihat rusa yang dimaksud untuk membahagiakan orang tuanya. Lepas dari itu, selain berkesempatan diputar secara premier di Festival Film Locarno, Dear to Me juga memperoleh penghargaan di First Step Awards 2021 sebagai Best Short and Animated Film.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya