SOLOPOS.COM - Ilustrasi zona merah Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sebanyak lima desa di Sukoharjo masuk kategori zona merah atau tingkat risiko tinggi persebaran Covid-19.

Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat desa/kelurahan bakal melakukan tracing atau pelacakan kontak erat pasien positif hingga tingkat rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) sesuai kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan berdasarkan peta tingkat risiko Covid-19, terdapat lima desa kategori zona merah di Sukoharjo. Salah satu desa kategori zona merah di wilayah Kecamatan Weru. Sementara empat desa lainnya di wilayah Sukoharjo bagian utara.

“Ada lima desa kategori zona merah, salah satunya di wilayah Weru. Saya tidak hafal satu per satu desa zona merah. Empat desa lainnya di wilayah utara dan barat,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di Gedung Menara Wijaya, Selasa (9/2/2021).

Baca juga: Flyover Purwosari Solo Batal Diresmikan Besok Padahal Tenda Sudah Dipasang, Ada Apa?

3T

Satgas di tingkat desa bakal melakukan 3T untuk memutus mata rantai penularan virus corona dengan mengoptimalkan para pengurus RT/RW setempat. Mereka diminta melakukan pelacakan kontak erat dan pemantauan kondisi kesehatan mereka selama menjalani isolasi mandiri.

Hal ini sesuai kebijakan PPKM mikro yang digulirkan pemerintah mulai Selasa. Sementara tata kelola penanganan kasus Covid-19 untuk desa yang masuk zona kuning dan oranye bakal diperketat.

“Transmisi penularan virus ke orang lain bisa dicegah dengan mengoptimalkan ketua RT/RW. Pusat penanganan kasus Covid-19 dilakukan di setiap RT/RW,” ujar dia.

Baca juga: RS Rujukan Covid-19 di Sukoharjo Diminta Tambah 30 Persen Bed

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo ini menyampaikan pelaksanaan PPKM mikro diterapkan dengan menggabungkan kebijakan pemerintah pusat dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Salah satunya mendorong agar pasien positif tanpa gejala dan gejala ringan menjalani isolasi terpadu di RS UNS, Kartasura dan Asrama Donohudan, Kabupaten Boyolali.

Yunia berharap penerapan PPKM mikro mampu mengurangi kasus harian Covid-19 dan angka kematian atau mortality rate pasien positif.

“Penanganan Covid-19 di hulu dilakukan secara masif. Sehingga, kasus harian Covid-19 bisa berkurang secara perlahan-lahan dengan berbagai strategi dan kebijakan di tingkat desa hingga RT/RW,” papar dia.

Baca juga: Misteri Rel Bengkong Solo: Ada Makhluk Hitam Berbulu

Weru

Sementara itu, Kepala Desa Karangtengah, Kecamatan Weru, Sugeng Darmanto, mengatakan sejumlah warga yang terkonfirmasi positif tersebar di empat RT. Sebagian pasien positif sudah dinyatakan sembuh. Sebagian pasien positif lainnya masih menjalani perawatan medis di rumah sakit

Menurut Sugeng, pengurus RT/RW bagian dari satgas di tingkat desa. Mereka langsung melacak kontak erat pasien positif dan melaporkan ke Satgas Covid-19 tingkat desa.

“Penguatan pengurus RT/RW dalam pencegahan dan penanganan kasus Covid-19 dioptimalkan saat penerapan PPKM mikro. Mereka juga satgas Jogo Tonggo di wilayahnya masing-masing,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya