SOLOPOS.COM - Suasana kawasan Umbul Brintik, Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum sepi. Foto diambil Jumat (14/8/2020). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Selama hampir lima bulan terakhir, Umbul Brintik menjadi salah satu objek wisata air di Klaten yang ditutup akibat pandemi Covid-19. Hingga kini, belum jelas kapan objek wisata air termasuk Umbul Brintik diperbolehkan buka kembali.

Umbul Brintik merupakan objek wisata air alami yang ada di Desa Malangjiwan, Kecamatan Kebonarum, Klaten. Sebelum ada pandemi Covid-19, Umbul Brintik sudah ramai didatangi pengunjung dari berbagai daerah sedari subuh.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pasalnya selain menawarkan kesegeran air alami, Umbul Brintik dikenal sebagai tempat terapi kesehatan. Air di Umbul Brintik diyakini bisa membantu penyembuhan sejumlah penyakit seperti rematik, stroke, dan saraf terjepit.

Buntut Ricuh Kampung Mertodranan, Polresta Solo Razia di 3 Lokasi Ini 

Ekspedisi Mudik 2024

Umbul itu dikelola Badan Usaha Milik (BUM) Desa Sumber Sejahtera Desa Malangjiwan. Tiket masuk ke objek wisata itu Rp3.000.

Kepala Desa (Kades) Malangjiwan, Suprianto, mengatakan saban hari ada saja orang yang bertanya kapan umbul tersebut dibuka kembali. Pertanyaan itu muncul terutama dari para pengunjung yang rutin melakukan terapi kesehatan di Umbul Brintik Klaten.

Hasil pendapatan dari pengelolaan Umbul Brintik menjadi sumber pendapatan asli desa (PAD) terbesar di Malangjiwan. Per tahun, sumbangan pendapatan Umbul Brintik ke PAD sekitar Rp1,3 miliar.

Awas, Kulkas Bisa Meledak Kalau Minuman Ini Disimpan di Freezer 

“Lima bulan tutup ini otomatis pendapatan nanti menurun,” jelas Suprianto kepada Solopos.com, Jumat (14/8/2020).

Suprianto menuturkan per bulan rata-rata pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan Umbul Brintik Klaten sekitar Rp50 juta. Nominal itu belum termasuk ketika ada lonjakan pengunjung yang bisa terjadi saat momentum padusan atau memasuki liburan sekolah. Saat padusan, pendapatan yang diperoleh bisa mencapai Rp150 juta per hari.

Karyawan Dirumahkan

Selain potensi PAD yang menurun, penutupan objek wisata lantaran ada pandemi membuat 40 karyawan BUM desa dirumahkan. Pemerintah desa sempat memberikan subsidi kepada para karyawan yang dirumahkan tersebut.

Bentuk subsidi itu berupa pemberian gaji dengan besaran 13 persen dari gaji pokok. Hanya saja, subsidi tersebut berlangsung selama tiga bulan menyusul keuangan desa yang terbatas akibat refocussing anggaran untuk penanganan Covid-19.

Klaim Harimau Jawa Ditemukan di Hutan Angker Jateng, Ganjar: Segera Dikonservasi 

Suprianto mengatakan hingga kini masih menunggu izin dari Pemkab Klaten untuk membuka kembali Umbul Brintik. Dia berharap objek wisata air bisa segera dibuka kembali agar roda ekonomi di desa kembali bergulir.

Pengelola siap mematuhi dan memberlakukan standar operasional prosedur (SOP) sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 termasuk pembatasan jumlah pengunjung.

“Kami menunggu dari kabupaten. Kami sudah mengajukan permohonan [untuk simulasi] dengan SOP sudah diberlakukan. Soal perawatan selama tutup, tetap jalan terus. Jadi umbul tetap bersih,” kata dia.

Dulu Cuma Rp20.000, Berapa Bayaran Mbah Minto Klaten Sekarang? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya