SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk aedes aegypti. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI – Selama periode Januari hingga Mei 2022 telah ditemukan 124 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Boyolali. Data tersebut lebih banyak dibandingkan data lima bulan pertama pada 2021 yaitu 66 kasus.

Ihwal jumlah kasus DBD tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, saat dijumpai Solopos.com di kantornya, Selasa (7/6/2022). “Total ada 122 kasus, ada 95 kasus DBD dan 23 DSS [Dengue Shock Syndrome]. Jadi DSS itu sampai gawat dan masuk ICU. Kemudian selama lima bulan ada 2 orang yang meninggal,” kata dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Puji menginformasikan dua orang meninggal dunia karena DBD berada di Kecamatan Mojosongo dan Juwangi. Lebih lanjut, Puji mengungkapkan persebaran DBD di Boyolali berada di seluruh kecamatan di Boyolali. Namun, ia menyoroti pada 2021 kasus DBD terbanyak berada di Ngemplak dan Juwangi.

“Jadi paling banyak di Ngemplak karena mobilitas penduduknya luar biasa. Kecamatan Ngemplak juga besar dan cukup padat. Dekat juga dengan kota atau kabupaten lain. Bisa jadi orang yang sakit kena nyamuk dari luar kota atau kabupaten tadi,” kata dia.

Untuk mengurangi kasus DBD di Boyolali, Puji mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi pakaian yang dicantolkan atau digantung lama. “Nyamuk penyebab DBD ini sebenarnya malah enggak bisa hidup di got kotor, hidupnya malah di tampungan air semisal helm terbalik terisi air, baju kecantol,” kata dia.

Baca juga: Begini Cara Menangani Anak Terkena Demam Berdarah Dengue

Selain itu, untuk mencegah DBD, Puji juga meminta masyarakat untuk menggalakkan gerakan 3M plus yaitu menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, menguras.

Puji juga menyarankan penggunaan abate dan kelambu untuk mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.

“Musim akhir-akhir ini juga mendukung berkembangnya nyamuk, jadi misal siang panas malam hujan, intinya hujan dan panas bergantian malah nyamuk apa pun akan berkembang biak dengan baik,” kata Puji.

Menjaga Kebersihan Lingkungan

Ia mengungkapkan jika hujan terjadi terus menerus justru jentik tidak sempat menjadi nyamuk. Kemudian jika di musim kemarau dan susah air, jentik akan sulit hidup. Di saat seperti ini, kata Puji, telur-telur nyamuk yang menempel jika terjadi hujan maka akan larut dan menjadi jentik dan akhirnya menjadi nyamuk.

Baca juga: Ini Loh Cara Pencegahan, Gejala, hingga Pengobatan Demam Berdarah

“Kami imbau kepada masyarakat untuk tetap waspada DBD dan menjaga kebersihan lingkungan. Kita berantas sarang nyamuk, kalau enggak ada nyamuk pasti tidak ada demam berdarah,” kata dia.

Mengutip laman promkes.kemkes.go.id salah satu cara mencegah penularan DBD adalah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus. Yakni menguras, merupakan kegiatan membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, drum dan tempat penampungan air lainnya.

Kemudian menutup, merupakan kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Baca juga: Naik Bus Ini, Piknik ke 3 Objek Wisata Boyolali dari Solo Cuma Rp75.000

Selain itu memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), kita juga disarankan untuk memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.

Sedangkan plus-nya adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti berikut:

-Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
-Menggunakan obat anti nyamuk
-Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
-Gotong Royong membersihkan lingkungan
-Periksa tempat-tempat penampungan air
-Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
-Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
-Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya