SOLOPOS.COM - Seorang bocah asal Kedungjeruk, Mojogedang, Karanganyar, terbaring lemah di ranjang perawatan Bangsal Melati RSUD Karanganyar, Senin (24/9/2012). Sepanjang dua pekan terakhir tercatat lima bocah asal Kedungjeruk terserang penyakit DBD. (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

Seorang bocah asal Kedungjeruk, Mojogedang, Karanganyar, terbaring lemah di ranjang perawatan Bangsal Melati RSUD Karanganyar, Senin (24/9/2012). Sepanjang dua pekan terakhir tercatat lima bocah asal Kedungjeruk terserang penyakit DBD. (JIBI/SOLOPOS/Kurniawan)

KARANGANYAR – Lima bocah asal Dusun Gondang, Desa Kedungjeruk, Kecamatan Mojogedang, diserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang dua pekan terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tiga anak lebih dulu terserang DBDB dua pekan lalu. Ketiga anak itu bernama David, 10; Erlinda, 10, dan Tito, 3. Kendati sempat dirawat di rumah sakit (RS), kondisi mereka membaik dan telah dipulangkan. Selain tiga anak itu, sejak pekan lalu jatuh dua korban lagi atas nama Arlin Amida, 3, dan Niken Iswahyuni, 6. Niken dan Arlin adalah kakak adik asal Dusun Gondang, Kedungjeruk.

Ekspedisi Mudik 2024

Hingga Senin (24/9/2012) sore Niken dan Arlin masih menjalani perawatan di Bangsal Melati di RSUD Kabupaten Karanganyar. Ayah korban, Supat, 40, saat ditemui Solopos.com, menuturkan kondisi Arlin sudah membaik dan dibolehkan pulang. Tapi kondisi sang kakak, Niken, masih perlu mendapatkan perawatan medis. “Niken masih susah makan, lesu dan tidak banyak bicara. Belum tahu sampai kapan menjalani perawatan,” tuturnya sedih.

Arlin dibawa ke RSUD Karanganyar pada Senin (17/9/2012) lalu, sedangkan Niken masuk RS mulai Sabtu (22/9). Arlin dan Niken tinggal satu dusun dengan tiga bocah penderita DBD yang telah lebih dulu dipulangkan ke rumah. “Hanya beda wilayah rukun tetangga (RT) saja. Jarak rumah kami cukup dekat,” imbuh Supat.

Secara terpisah, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Karanganyar, Fatkul Munir, menyatakan serangan DBD di Kedungjeruk sebagai kejadian luar biasa (KLB). Alasannya selama lima tahun terakhir tidak terjadi kasus DBD di wilayah itu. Petugas Dinkes bersama Puskesmas setempat telah melakukan pengasapan (fogging) Senin pagi di sekitar kediaman penderita DBD.

Selain itu tim Dinkes juga telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) terhadap tempat penampungan air di Dusun Gondang. Berdasar hasil PE diketahui angka positif jentik tempat-tempat penampungan air sangat tinggi, mencapai 11,5 persen hingga 28 persen. Padahal seharusnya angka positif jentik di bawah lima persen.

Di sisi lain sepanjang tahun ini telah terjadi 41 kasus DBD di seluruh wilayah Karanganyar. Satu penderita di antaranya, asal Kecamatan Kerjo, meninggal dunia. Sedangkan jumlah kasus DBD tahun lalu tercatat 135 kasus, juga dengan satu penderita meninggal dunia. “Seharusnya bulan September belum banyak kasus. Waspada intensif serangan DBD Karanganyar bulan November hingga April,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya