SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO--Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo belum menentukan lokasi pasar darurat bagi pedagang Pasar Ngemplak meski jadwal renovasi tinggal kurang dari dua bulan. Renovasi yang rencananya dimulai pertengahan Maret ini diperkirakan memakan waktu empat bulan.

Kepala DPP, Subagiyo, saat ditemui wartawan di Balai Kota, Jumat (24/1/2014), mengaku masih menjajaki sejumlah opsi lokasi pasar darurat bagi 70 pedagang Pasar Ngemplak. Hingga kini, pihaknya mengaku belum mengantongi lokasi yang pas untuk tempat berjualan sementara itu. “Kami belum tahu. Nanti mau dikomunikasikan dengan pedagang dulu,” ujarnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat ini, proses renovasi pasar yang berada di Jl. Ahmad Yani, Jebres tersebut telah memasuki penyusunan detail engineering design (DED). Pihaknya menargetkan lokasi pasar darurat dapat ditentukan seiring rampungnya DED, awal Februari. Subagiyo berkomitmen menyediakan pasar darurat yang tidak mematikan penghasilan pedagang. “Aspirasi pedagang akan diserap, maunya lokasi di mana.”

Pihaknya telah mengantongi dana Rp1,2 miliar untuk renovasi pasar yang terletak di pinggir tanggul Kali Anyar tersebut. Subagiyo menguraikan duit Rp900 juta di antaranya merupakan bantuan pemerintah provinsi Jateng. Sedangkan sisanya diambil dari APBD kota.

Subagiyo menambahkan renovasi nantinya akan berwujud pembuatan lahan parkir, pembenahan atap, pengecatan ruko hingga perbaikan saluran air. “Nanti sisi barat pasar akan dilebarkan untuk mengurangi bahaya lalu lintas di sekitar kawasan. Konsekuensinya sebagian kios akan mundur,” sambung dia.

Sementara itu, rencana renovasi disambut baik para pedagang pasar. Seorang pedagang, Tandur, 54, mengatakan sudah sekian lama Pasar Ngemplak tak tersentuh perbaikan. Akibatnya, pasar yang terletak di lokasi cukup strategis itu kini terkesan kumuh. Keberadaannya semakin tenggelam dengan pendirian toko-toko modern di sekitar pasar.

“Sudah dirubung toko, tempat parkirnya juga kurang memadai,” tuturnya kepada solopos.com.

Keluhan senada diutarakan Harni, 40. Lantaran sepi pengunjung, ia dan sejumlah pedagang lain memilih meninggalkan pasar sejak pukul 10.00 WIB. Hanya segelintir pedagang makanan kering yang masih bertahan hingga menjelang sore. “Kalau bisa pasarnya dibuat sing apik lah. Biar tidak kalah dengan toko lain,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya