SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Harianjogja.com, SLEMAN- Kepala bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Novita Krisnaini menerangkan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sleman masih sangat tinggi.

Hingga Oktober 2013 ini sudah tercatat sedikitnya 460 kasus DBD.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tahun ini, kasus DBD di Sleman mencapai 460 kasus. Tiga di antaranya meninggal dunia,” jelas Novita, Kamis (14/11/2013).

Novita mengingatkan warga untuk tidak hanya melihat kadar hemoglobin (HB) dalam darah untuk memastikan bahwa seseorang mengidap DBD. Tapi yang lebih penting adalah kadar hematoklit atau kekentalan darah, yang menjadi indikator DBD.

Selain DBD, pihaknya juga mengimbau warga waspada penyakit diare. Ia berharap penyakit tersebut tidak menyerang pada balita.

Dia juga menyarankan agar warga memperhatikan pemenuhan sanitasi dasar, pembuangan limbah dan perilaku hidup sehat dengan mencuci tangan.

“Diare biasanya akan bahaya jika yang terkena adalah balita. Sebab balita daya tahan tubuhnya masih rentan bahkan penyakit diare ini bisa menyebabkan kematian,” jelas Novita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya