SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien terjangkit Covid-19. (Okezone.com)

Solopos.com, SEMARANG -- Ikatan Dokter Indonesia atau IDI meminta Pemprov Jateng lebih serius melindungi tenaga medis yang menangani pasien virus corona setelah 46 orang RSUP dr Kariadi Semarang positif Covid-19. Salah satunya dengan tes swab massal dengan metode PCR.

Desakan itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Humas IDI Jateng, dr Reni Yulianti. Dokter yang bertugas di RSUP dr Kariadi Semarang itu menilai tes swab dengan polymerase chain reaction (PCR) sangat dibutuhkan guna mendeteksi virus corona.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

13 Pasien Covid-19 Dirawat di 4 RS Kota Solo, Ini Sebarannya

"Sejak awal kami dari IDI Jateng sudah meminta agar disiapkan tes swab. Supaya ketahuan mana pasien yang positif dan yang enggak. Sekarang ada yang enggak menunjukkan gejala tapi positif, akhirnya banyak yang tertular," ujar Reni kepada Solopos.com, Jumat (17/4/2020).

Desakan tes swab massal itu menyusul ditemukannya banyak tenaga medis di RSUP dr Kariadi Semarang yang positif virus corona. Total ada sekitar 46 tenaga kesehatan yang dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani isolasi di Hotel Kesambi Hijau.

2 Staf Milenial Jokowi Dikecam Publik, KSP: Tunggu Keputusan Presiden!

"Saya enggak tahu jumlahnya secara pasti. Tapi, setahu saya kebanyakan dokter," ujar dokter spesialis kulit itu.

Reni mengatakan para tenaga medis yang dinyatakan positif virus corona itu tidak semuanya berhubungan langsung dengan pasien Covid-19. Mereka justru ada yang merupakan tenaga kesehatan bidang obgyn, bedah, telinga hidung tenggorok (THT), dan penyakit dalam.

Kendati demikian, mereka tetap terpapar virus corona. Ada dugaan, para tenaga medis RSUP dr Kariadi itu positif Covid-19 setelah terpapar dari pasien yang menjalani konsultasi kesehatan. Ini karena tidak ada tes swab massal yang bisa mengidentifikasi pasien positif Covid-19, termasuk di RS besar seperti RSUP dr Kariadi.

Sempat Ditolak, PSBB Kota Tegal Disetujui Menkes Terawan

Pasien Tak Jujur

"Kalau kita mengandalkan kejujuran pasien, rasanya sulit. Maka itu perlu dilakukan tes swab bagi pasien yang ke rumah sakit. Sekarang OTG [orang tanpa gejala] yang berkeliaran di jalan saja banyak, apalagi yang benar-benar sakit dan datang ke rumah sakit," imbuhnya.

Reni menyadari pemerintah kesulitan dalam mendapatkan reagen primer yang diperlukan untuk tes swab massal dengan PCR. Oleh karenanya, dia menilai pemerintah perlu memprioritaskan anggaran penanganan Covid-19 guna mendapatkan reagen primer tersebut.

11 Peserta Ijtima Gowa Asal Wonosobo Positif Covid-19, Keluarga Tertular

"Sekarang di Kariadi itu alatnya sudah ada. Tapi, bahannya yang belum ada. Harusnya diprioritaskan sejak dulu. Enggak mungkin mengandalkan hasil tes dari pusat terus. Paling cepat hasilnya keluar sepekan. Telat," tegas Reni.

Selain tes swab secara massal, pemerintah juga didesak perlu menjamin kebutuhan alat pelindung diri (APD) yang berstandar WHO bagi seluruh tenaga medis. Menurutnya, saat ini banyak tenaga medis yang menggunakan APD tidak standar sehingga berisiko positif corona seperti di RSUP Kariadi Semarang.

24 Orang Gugat Perppu Corona Jokowi, Ada Amien Rais & Jubir Gus Dur

"Padahal kan risiko tertularnya semua sama. Pasien yang datang kan belum diketahui positif apa enggak. Ini loh saya, cuma pakai masker dan sarung tangan untuk melayani pasien. Ada rasa khawatirnya juga," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya