SOLOPOS.COM - Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo (kanan) menandatangani dokumen deklarasi menolak tindakan anarkis dan kekerasan di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Senin (19/10/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 46 elemen masyarakat dari unsur organisasi pencak silat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kepemudaan, akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pimpinan daerah mendeklarasikan Warga Sragen Menolak Tindakan Anarkis dan Kekerasan di Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen, Senin (19/10/2020).

Dalam kesempatan itu, Polres Sragen menyatakan 2.271 tempat pemungutan suara (TPS) pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Sragen 2020 aman dari Covid-19 dan tidak rawan terhadap anarki dan kekerasan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Deklarasi tersebut dipimpin oleh Ketua DPRD Sragen Suparno dan ditirukan para pimpinan daerah dan puluhan orang perwakilan elemen masyarakat Sragen.

10 Berita Terpopuler : Warga Getasan Klaten Protes Tetangga Ditahan Usai Tangkap Maling

Suparno menyatakan empat hal, yakni pertama menolak segala bentuk tindakan anarkhis dan kekerasan, kerusuhan, dan aksi unjuk rasa jalanan yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Kedua, Suparno menyatakan setiap permasalahan diselesaikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketiga, Suparno mengungkapkan mendukung TNI/Polri dalam melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) serta penegakan hukum.

Keempat, membantu menciptakan situasi kamtibmas Sragen yang aman, damai, dan kondusif dengan semangat guyub rukun dan gotong-royong.

Solopos Hari Ini: Muncul Klaster Ultah-Kantor

Kapolres Sragen AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo mengatakan deklarasi ini dilakukan lantaran adanya tren situasi global di Indonesia yang banyak terjadi aksi demontrasi dan berujung pada anarkis.

Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan

Kapolres bersyukur di Sragen tak terjadi aksi-aksi anarkistis dan kekerasan karena kuatnya semboyan guyub, rukun, dan gotong-royong.

“Ada 46 elemen masyarakat yang terlibat dalam deklarasi ini dan serentak dilakukan di wilayah Polda Jawa Tengah. Setiap kegiatan pasti ada risikonya, termasuk pilkada. Namun, kami sudah mengantisipasi risiko tersebut. Kami sudah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu untuk mengamankan 2.271 TPS. Semua TPS tersebut aman, terutama dari bahaya wabah Covid-19 karena sudah disesuaikan dengan peraturan KPU tentang penegakan disiplin protokol kesehatan,” jelas Kapolres.

Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sragen Dedy Endriyatno menyampaikan ciri peradaban yang maju itu ketika masyarakatnya mampu melampaui batas perbedaannya, hidup damai, bertanggung jawab, dan saling mencintai.

Hari Ini Dalam Sejarah: 20 Oktober 1962, Perang Tiongkok-India Meletus

Terjadinya anarkis dan kekerasan itu, kata dia, bertentangan dengan konsep peradaban yang maju tersebut.

“Indonesia sudah berpengalaman dalam kebhinekaan sejak munculnya kebangkitan nasional dan berlanjut pada sumpah pemuda hingga terciptanya ideologi Pancasila dan NKRI. Ketika masih adanya anarkis dan kekerasan itu ketika kesejahteraan belum tercapai sejak zaman Order Lama sampai Orde Reformasi. Hari ini, warga Sragen menolak anarkis dan kekerasan itu sebagai upaya memelihara identitas bangsa yang menyatukan perbedaan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya