SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Solopos.com, JOGJA &ndash; 45 Desa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpotensi hancur diterjang tsunami. Ke-45 desa tersebut masuk kategori risiko tinggi bencana tsunami.</p><p>Berdasarkan hasil analisis bencana tsunami yang dibuat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY pada 2016 lalu, disimpulkan lima kecamatan di Kulonprogo, yakni Temon, Wates, Panjatan, Galur dan Lendah, masuk kategori risiko tinggi.&nbsp;</p><p>Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana mengatakan, jawatan yang ia pimpin belum mengkaji mitigasi bencana untuk daerah-daerah yang rawan terdampak tsunami itu. Kajian untuk menyusun rencana komprehensif sepanjang pantai selatan baru akan di usulkan pada APBD 2019.&nbsp; Jika disetujui, kajian akan diselesaikan tahun 2019 juga.</p><p>Menurutnya, dari kajian itu akan muncul langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mitigasi tsunami. &ldquo;Entah itu dari sisi infrastruktur, kesigapsiagaan masyarakat serta alur dan titik evakuasi,&rdquo; ujar Biwara ketika ditemui di ruang kerjanya kepada <em>Harian Jogja</em>, Rabu (4/4/2018).</p><p>Selagi menunggu kajian selesai dibuat, BPBD DIY memanfaatkan keberadaan desa tangguh bencana (destana) dan sekolah siaga bencana. Biwara mengungkapkan, hingga kini di Kulonprogo sudah terbentuk lima destana, sementara di Bantul sudah terbentuk enam destana dan Gunungkidul delapan destana.</p><p><strong>Destana</strong></p><p>Cara kerja destana kurang lebih adalah untuk mempraktekkan rencana di atas kertas yang telah disusun. BPBD DIY melatih berbagai komponen di desa, seperti TNI, relawan, PMI dan Puskesmas untuk menghadapi bencana dengan terencana.</p><p>&ldquo;Misalnya di Desa Sindutan ada gempa, skenarionya muncul tsunami. Warga dikasih tahu punya waktu 30 menit untuk pergi ke daerah aman. mereka diberitahu kemana harus lari dan berkumpul. Nanti ada gladinya supaya masyarakat paham apa yang perlu dilakukan,&rdquo; ucapnya.</p><p>Lebih lanjut Biwara menerangkan, selain usaha memperbanyak destana, BPBD DIY tahun ini berencana mengganti Early warning signal (EWS) tsunami dengan teknologi lebih canggih. EWS yang selama ini dipakai masih bersifat mekanik. Ke depan BPBD DIY akan menggunakan yang tipe sensor.</p><p>&ldquo;Kalau dulu kan dipasang tali. Kalau ada pergerakan tanah, tali akan menarik dan memicu tombol sirene berbunyi. Tapi ada jeda waktu antara pergerakan tanah sirene berbunyi. Kalau sensor, katakanlah ada gempa, maka alat itu ngirim data ke pusdalops yang kemudian jadi basis data apa yang harus dilakukan. Alatnya satu aja untuk mengkover satu daerah,&rdquo; jelasnya. <strong>(I Ketut Sawitra Mustika/JIBI)</strong>&nbsp;</p><p><strong>45 Desa Risiko Tinggi Bencana Tsunami</strong></p><p><strong>Kulonprogo:</strong> Desa Jangjaran, Sindutan, Palihan, Glagah, Kali Dengen, Temon Kulon, Temon Wetan, Kebonrejo, Janten, Karangwaluh, Demen, Kedundang, Plumbon, Kanrangwuni, Kalwaru, Sogan, Ngetisharjo, Triharjo. Garongan, Pleret, Bugel, Bejong, Depok, Kanoman, Panjatan, Tayuban, Nomporejo, Krangan, Brosot, Pandowan dan Wahyuharjo.</p><p><strong>Bantul:</strong> Desa Gadingsari, Gadingharjo, Srigading, Truhargodan Tirtosari.</p><p><strong>Gunungkidul:</strong> Desa Giriwungu, Girikarto, Krambil Sawit, Kanigoro, Kemadang, Banjarjero, Ngetisharjo, Jepitu, Pucung dan Songbanyu</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; line-height: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: ’Times New Roman’; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; color: black; mso-fareast-language: IN;">( I Ketut Sawitra Mustika )</span></p><p>&nbsp;</p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya