SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Setelah sempat mereda, serangan hama wereng cokelat di wilayah Kecamatan Selogiri, Wonogiri kembali lagi dan lebih ganas. Dalam tiga hari terakhir, sekitar 440 hektare (Ha) sawah di lima desa terserang dengan populasi mencapai ratusan ekor per batang.

Kelima desa dimaksud adalah Jaten, Pule, Nambangan, Kaliancar dan Sendangijo. Populasi wereng pada serangan kali ini, jauh melampui ambang batas serangan ringan yaitu lima ekor per batang. Hal itu membuat petani setempat khawatir tidak bisa panen. Menurut rencana, Selasa (8/6) pagi ini, mereka serentak melakukan gerakan pemberantasan wereng.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pantauan Espos di daerah dengan serangan paling parah, Jaten, Senin (7/6), areal sawah yang terserang sudah berwarna kuning kecokelatan karena batang dan daunnya sudah mengering. Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Daerah Irigasi Colo Barat Selogiri, Sugeng Sihono, yang sawahnya termasuk mengalami serangan paling parah mengungkapkan, perubahan warna batang dan daun karena serangan wereng itu terjadi hanya dalam tiga hari.

Koordinator petugas penyuluh lapangan (PPL) pertanian Kecamatan Selogiri, Marija mengatakan, serangan wereng kali ini memang terjadi begitu cepat. Hanya dalam tiga hari populasinya meningkat hingga ratusan ekor per batang.

“Karena itulah, besok Selasa (8/6) kami mengajak seluruh petani, kelompok tani dan gabungan kelompok tani untuk secara serentak mengadakan gerakan membasmi wereng. Harapannya, panen bisa terselamatkan,” ujar Marija.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Wonogiri, Guruh Santosa, ditemui wartawan, Senin, mengungkapkan, semakin ganasnya serangan wereng itu disebabkan pengaruh cuaca yang masih hujan dan lembab. Sehingga populasi wereng berkembang dengan sangat cepat.

“Sementara ini langkah yang kami lakukan adalah dengan menyemprotkan pestisida pada batang tanaman yang terserang. Tapi memang kalau serangannya pada padi yang sudah generatif, dalam arti sudah mulai muncul biji padi, akan sangat sulit dan butuh waktu,” kata Guruh.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya