SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemberian bantuan (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi pemberian bantuan (Dok/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Sebanyak 43 korban bencana akhirnya menerima bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk merenovasi/membangun rumah mereka yang rusak akibat bencana sepanjang 2012.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cairnya bantuan senilai total Rp427,5 juta tersebut telah mereka nantikan sejak dijanjikan akhir Februari lalu. Bahkan, sebelum bantuan turun sebagian korban bencana telah mengawali membangun rumah seadanya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Sungkono, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (25/5/2013), menjelaskan perubahan prosedur pencairan dana memang sempat membuat realisasi pemberian bantuan mundur.

“Sekarang bantuan harus lewat kelompok dan kami akhirnya membagi 43 korban bencana dalam tujuh kelompok sesuai kedekatan tempat tinggal mereka. Penjelasan soal pencairan sudah kami lakukan Selasa [21/5/2013], proses selanjutnya tinggal pencairan oleh masing-masing kelompok,” terang Sungkono.

Berdasarkan data Dinsos bantuan bagi korban bencana dari Kemensos akhirnya tidak hanya diberikan pada tiga korban bencana luweng di Kelurahan Girikikis, Kecamatan Giriwoyo. Penerima bantuan termasuk korban bencana tanah longsor seperti dua warga di Desa Platarejo dan satu warga di Desa Sejati, Kecamatan Giriwoyo, serta empat korban banjir akibat luweng di Desa Wonodadi Pracimantoro.

Selain dua kecamatan tersebut, penerima bantuan Kemensos dengan nilai bervariasi antara Rp7,5 juta sampai Rp15 juta, tersebar di Kecamatan Karangtengah [dua penerima], Kecamatan Jatiroto [tujuh penerima], Kismantoro [tujuh penerima], Slogohimo [satu penerima], Purwantoro [satu penerima], Eromoko [lima penerima], Bulukerto [empat penerima], Puhpelem [dua penerima], Ngadirojo [satu penerima], Jatipurno [satu penerima] dan Girimarto [dua penerima].

Kepala Dinas Sosial Wonogiri, Sungkono (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Sungkono menambahkan seperti bantuan sosial pada umumnya, para penerima wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban (LPj) setiap penggunaan anggaran.

“Harus digunakan untuk membali material bangunan untuk memperbaiki atau membangun rumah. Ada LPj-nya,” tegas dia.

Sementara itu, Camat Pracimantoro, Bhawarto, mengakui cairnya bantuan perbaikan/pembangunan rumah korban bencana tersebut datang telat. Menurutnya, empat korban bencana luweng di Desa Wonodadi Kecamatan Pracimantoro sebenarnya sudah mulai membangun rumah beberapa waktu lalu.

“Ya memang rumahnya belum jadi. Tapi empat korban itu semuanya sudah keluar uang pribadi untuk mulai bangun rumah sebelum bantuan datang. Walau begitu kami tetap mendorong dana bantuan digunakan untuk rumah bukan yang lain,” ungkap Bhawarto.

Di samping empat korban bencana tersebut, Bhawarto mengaku sebenarnya masih ada empat korban bencana luweng lain yang perlu bantuan untuk meninggikan rumah mereka agar terhindar dari banjir akibat luweng setiap tahun. Untuk itu, pihaknya berupaya tetap mengajuakan bantuan melalui program rumah tak layak huni (RTLH) yang ditangani Pemkab Wonogiri.

“Sudah diajukan tapi belum tahu pasti dapat atau tidak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya