SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA–Sekitar 42% wanita pekerja di Indonesia menderita anemia, karena kelelahan dan memiliki peran ganda dalam hidupnya.

“Para perempuan pekerja memiliki peran ganda. Selain sebagai pekerja, juga menjadi penanggung jawab pertumbuhan serta kualitas anak mereka sebagai generasi penerus,” kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, dalam sambutannya pada acara Pencanangan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP) di Jakarta, Rabu (28/11/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menkes menuturkan para pekerja perempuan yang jumlahnya mencapai 40 juta orang ini, sesuai dengan kodratnya, mereka mengalami haid, kehamilan, melahirkan, dan menyusui bayi. Kondisi itu memerlukan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan yang baik, agar generasi penerus terjamin kesehatannya.

Ekspedisi Mudik 2024

Menurut Menkes, pekerja perempuan di Indonesia dalam usia reproduksi, mempunyai beberapa permasalahan kesehatan. Hasil studi menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada wanita usia subur, sebesar 26,4% (SKRT 2001).

Selain itu hasil penelitian di beberapa industri di Tangerang, Jakarta, dan Depok memperlihatkan bahwa anemia pada pekerja perempuan sekitar 24-42%.

Padahal pekerja perempuan yang menderita anemia, output kerjanya rata-rata 5% lebih rendah, serta kapasitas kerjanya per minggu rata-rata 6,5 jam lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak terkenak anemia.

“Anemia menyebabkan pekerja mudah sakit, mudah terjadi kecelakaan, sehingga angka absensi meningkat. Dan kemungkinan apabila dia hamil, akan mempunyai risiko saat melahirkan, serta melahirkan bayi dengan berat badan rendah,” ungkap Menkes.

Permasalah lainnya, katanya, adalah tingkat pendidikan pekerja perempuan yang masih rendah. Data dari BPS 2010, menunjukkan bahwa 50,37% perempuan Indonesia berpendidikan SD ke bawah.

Hal tersebut, lanjutnya, berpengaruh terhadap kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi. Ditambah lagi dengan lingkungan pemukiman yang kurang memperhatikan sanitasi, memungkikan pekerja perempuan mengalami penyakit infeksi yang kronis seperti malaria, TB, dan kecacingan.

Berdasarkan hal tersebut, katanya, pemerintah mencanangkan GP2SP. Dalam pencanangan ini juga diluncurkan pedoman GP2SP, sebagai acuan dalam pelaksanaan program ini, baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan perusahaan.

GP2SP merupakan kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan beberapa instansi. Tujuannya untuk meningkatkan status kesehatan gizi pekerja perempuan, demi mencapai produktivitas yang maksimal.

Selain itu program ini dibuat untuk mendukung target pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s), yang telah disepakati dunia internaional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya