SOLOPOS.COM - Universitas Muhammadiyah Surakarta atau UMS kembali menggelar Pelatihan Keterampilan Teknologi Intruksional (Pekerti) bagi para dosen baru pada Kamis-Jumat (20-28/1/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Universitas Muhammadiyah Surakarta atau UMS kembali menggelar Pelatihan Keterampilan Teknologi Intruksional (Pekerti) bagi para dosen baru di lingkungan UMS dan luar UMS secara hybrid.

Kegiatan ini digelar pada Kamis-Jumat (20-28/1/2022) di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah Lt7 dan online melalui Zoom.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

UMS menjadi salah satu universitas swasta yang dipercaya pemerintah dalam melaksanakan Pekerti, sebagaimana yang disampaikan Ketua Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom., dalam keterangan terpisah.

Pekerti merupakan pelatihan yang ditujukan kepada dosen baru sebagai persiapan sebelum terjun untuk melaksanakan perkuliahan.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Bahagianya Rektor saat 16 Dokter Gigi UMS Lulus Cumlaude

Budi Murtiyasa juga menyampaikan, kegiatan utama dalam pelatihan ini tentang bagaimana dosen baru memahami kurikulum pendidikan tinggi dan menjalankan kurikulum dalam perkuliahan.

“Jadi ada praktik mengajar, termasuk praktik bagaimana membuat soal untuk menilai capaian pembelajaran,” ujar Budi Murtiyasa.

Kegiatan yang juga dilaksanakan melalui Zoom ini memiliki tujuan untuk memberikan contoh kepada dosen bagaimana dalam melangsungkan perkuliahan dalan jaringan (daring). “Nanti mereka juga akan melaksanakan perkuliahan luring dan daring,” ujar Budi yang juga Ketua BPSDM UMS itu.

Peserta dalam kegiatan ini berjumlah 42 peserta yang terdiri atas 32 dosen di lingkungan UMS dan 10 dosen di luar lingkungan UMS.

Baca Juga: Luar Biasa! 69 Lulusan Prodi Ners UMS Semua Cumlaude, 22 Dapat IP 4.0

Salah satu pembicara, Dr. Djumadi, M.Biomed, menjelaskan pembelajaran aktif learning yang harus melalui beberapa tahapan baik dalam online maupun offline.

“Dalan pembelajaran ini dosen Pekerti harus membuat suasana belajar yang aktif dan inovatif, tak hanya itu dosen harus humanis, memberikan forum yang sesuai dengan kondisi peserta agar pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal,” paparnya.

Menurutnya, dosen itu sebagai fasilitator atau sutradara, sehingga mahasiswa juga dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Agar pembelajaran tidak seperti menuang air pada gelas, dosen diupamakan yang memberi air, dan mahasiswa sebagai gelasnya.

Baca Juga: Program MBKM Dorong Akselerasi Perwujudan Visi Misi UMS

“Dari kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan wawasan atau gambaran kepada dosen, agar mampu merancang perangkat pembelajaran, yang bisa mengembangkan dan membiasakan karakter abad ke-21, dan karakter itu yang harus dibiasakan kepada mahasiswa, dengan memiliki akhlak yang baik, sopan santun. Selain itu dalam materi juga dapat disisipkan muatan-muatan agama seperti doa dan ayat-ayat dalam Alquran, sehingga pendidikan karakter harus tetap disisipkan, walaupun tidak tertulis,” jelas Djumadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya